Bambang Saputro, Pasar Murah dan Kelelahan yang Bermakna
Setiap Hari Digelar Pasar Murah Minimal Satu Titik
Jember, Portal Jawa Timur – Inflasi di Jember masih terkendali. Kendati harga bahan-bahan pokok masih tinggi, tapi tidak terjadi gejolak. Stabil. Pasar murah hadir untuk menjaga stabilitas itu. Daya beli masyarakat masih lumayan beriringan dengan kecukupan stok bahan-pokok pokok penting. Inilah salah satu penyebab inflasi dalam kendali.
Baca Juga: Pasar Murah di Semboro dan Dorongan Sertifikat Halal
Pasar murah tentu memegang peranan penting untuk menghadang laju inflasi. Bukan satu-satunya, tapi efek pasar murah jelas tak bisa diabaikan. Masyarakat bisa mendapatkan barang dengan harga terjangkau, dan di sisi bisa berkontribusi untuk menjaga inflasi.
Baca Juga: Pasar Murah Dibuka, Wakil Bupati Jember Sebut Akan Dikolaborasikan dengan Koperasi Pondok Pesantren
Tentu bukan perkara gampang untuk menggelar pasar murah setiap hari. Apalagi lokasinya tidak hanya di kota tapi juga di pelosok desa.
“Ya, memang untuk saat ini pasar murah kita gelar setiap hari, satu di kantor kecamatan, bergantian, satunya lagi di lokasi pasar. Seperti hari ini di Kecamatan Rambipuji, satunya lagi di pasar Gebang,” ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) & ESDM Kabupaten Jember Bambang Saputro di sela-sela pasar murah Rambipuji, Kamis (20/7/2023).
Pasar murah yang digelar Pemkab Jember melalui Disperindag & ESDM memang nyaris tak pernah putus selama tahun 2023. Setiap hari ada minimal satu titik. Tapi seringkali pasar murah digelar di dua titik setiap hari.
“Kalau bulan Ramadan, pasar murah setiap hari 4 titik,” urainya.
Untuk menggelar pasar murah setiap hari, Bambang mempunyai tim yang beranggotakan 15 orang. Mereka punya tugas masing-masing, mulai dari persiapan tenda hingga mengkoordinasi para pelaku usaha dan UMKM. Setidaknya, ia melibatkan 22 pelaku usaha ditambah UMKM binaan desa/kelurahan.
“Tapi saya senang, ini bagian dari tugas pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai penanggungjawab utama, Bambang mesti hadir di setiap pasar murah untuk memantau situasi sekaligus memberikan contoh kepada anak buahnya. Kecuali ada tugas ke luar kota, Bambang terpaksa tidak hadir di pasar murah.
Meski hampir setiap hari turun lapangan dan berkumpul dengan para pedagang dan pembeli di area pasar murah, namun Bambang selalu happy. Tak tampak ada guratan lelah di wajahnya, malah senyum terus mengulum di bibirnya.
Lelah kerap kali tidak bisa diajak berdamai, tapi kelelahan akan sirna ketika yang ditanam dalam hati adalah fondasi keihklasan demi melayani masyarakat. Tidak apa-apa lelah asalkan masyarakat bisa terbantu dengan adanya pasar murah. Inilah kelelahan yang bermakna, baik di dunia lebih-lebih di akhirat kelak (Jbr-2/Aryudi AR).