Kemensos, Dinsos Jember, dan RSD dr. Soebandi Kompak Tangani Nenek Sati
Jember, Portal Jawa Timur – Sati, nenek berusia 77 tahun akhirnya tertangani. Warga Desa Gunungmalang Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember ini memantik perhatian warga karena kondisinya yang sangat memprihatinkan: miskin, mengalami gangguan jiwa dan terkena penyakit tumor.
“Nenek Sati sesungguhnya bukan tak tertangani tapi justru sejak lama mamang jadi perhatian kami,” ujar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jember Akhmad Helmi Lukman saat konferensi pers di RSU dr. Soebandi Jember, Jumat (9/6/2023).
Helmi tak asal bicara. Ia bersama timnya beberapa kali mendatangi rumah Nenek Sati. Katanya, rumah Nenek Sati memang tak layak huni, dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu). Itupun sudah rusak. Kata Helmi, rumah tersebut sudah tiga kali direnovasi oleh Pemerintah Desa Gunungmalang, tapi akhirnya rusak lagi lantaran dirusak sendiri oleh Nenek Sati.
Baca Juga: Kemampuan Tenaga Medis Bidang Urologi RSD dr. Soebandi Cukup Mumpuni
“Kami konfirmasi ke Kades Gunungmalang, rumah Nenek Sati sudah 3 kali diperbaiki. Selain itu, nama yang bersangkutan juga masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), itu artinya dia dapat bantuan,” jelasnya.
Tidak cuma Dinas Sosial Jember, tapi Kementerian Sosial (Kemensos) RI juga turun gunung untuk menangani Nenek Sati. Kemensos RI berkolaborasi dengan Dinsos Jember menangani persoalan Nenek Sati.
Malahayati dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos RI bersama perwakilan Sentra Mahatmia Bali (UPT Kemesos) terbang ke Jember mendatangi rumah Nenek Sati. Setelah dilakukan asesmen, ternyata Nenek Sati dan rumahnya memang cukup memprihatinkan.
“Kami berkunjung ke rumah Nenek Sati tanggal 6 Juni 2023. Tempat tinggalnya memang tak layak untuk ditinggali. Rusak parah. Namun ada yang belum disampaikan oleh media bahwa rumah Nenek sati sudah 3 kali mendapat bantuan rehab rumah,” urainya.
Malahayati menambahkan, si samping rumah Nenek Sati, juga terdapat rumah kakaknya yang juga tak layak dihuni manusia. Kakak Nenek Sati itu bernama Nenek Timah. Menurut Malahayati, kedua rumah itu sudah diajukan ke Kemensos untuk direnovasi.
“Perilaku Nenek Sati ini diketahui kalau jiwanya tak stabil, ia merusak rumahnya dan menggangu hewan yang lewat di depannya, misalnya kucing dicabuti bulu-bulunya,” ungkapnya.
Sementara itu, dokter spesialis kejiwaan RSD dr. Soebandi Jember, dr. Inke memastikan bawa Nenek Sati mengalami ganguan jiwa berat menyusul pemeriksaan yang dilakukannya beberapa waktu lalu. Karena itu, ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri secara signifikan.
“Namun diagnosisnya seperti apa belum bisa kia tentukan karena keterbatasan data. Kita tidak punya riwayat penuh misalnya Nenek Sati seperti ini sudah berapa lama, terus gangguan jiwanya dari waktu ke waktu seperti apa, dan sebagainya,” ulasnya.
Helmi menambahkan, saat ini Nenek Sati masih dirawat di RSD dr. Soebandi Jember untuk dilakukan pengobatan secara intensif, baik kejiwaannya maupun benjolan di lehernya yang diduga tumor. Untuk selanjutnya jika keadaaan sudah memungkinkan, Nenek Sati akan ditempatkan di Liposos Jember guna menjalani perawatan panjang.
“Dan ini sudah ada ijin tertulis dari anak Nenek Sati,” pungkas Helmi.
Selain Helmi, Malahayati, dan dr. Inke hadir juga dalam konferensi pers itu antara lain direktur RSD dr. Soebandi, dan beberapa psikiater (Jbr-1/Aryudi AR).