Tikus Serang Puluhan Hektar Padi di Kranjingan, Wabup Jember Gercep Turun Lapangan

Jember, Portal Jawa Timur – Gerak cepat (gercep) menjadi ciri khas Wakil Bupati Jember Djoko Susanto dalam bekerja. Begitu mendapat laporan banyak tanaman padi diserang hama tikus di Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, ia langsung turun lapangan melihat lokasi dan mencari solusi, Sabtu (5/4/2025).
Baca Juga: Para Kasun ‘Wadul’ Wabup Jember, Ini Jawaban Pak Djos
Wabup Pak Djos tidak sendiri tapi ditemani oleh Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP), Sigit Budi, dan Ketua Umum Perkumpulan Petani Pangan Nasional (P3NA) Jumantoro.
Baca Juga: HUT-nya Dirayakan Relawan, Wabup Jember Pak Djos: Saya Hanya Ingin Bermanfaat bagi Orang Lain
Di tempat tersebut berhektare-hektare tanaman padi diamuk tikus. Tikus-tikus itu mengerat pangkal pohon padi sehingga mengering dan tidak berbuah.
Menurut petani setempat, Abdul Fasih, serangan tikus cukup mencemaskan. Sebab, pohon padi yang dirusak tikus gagal berbuah. Tidak hanya padi miliknya yang menjadi sasaran amuk tikus, tapi puluhan hektar milik petani lain juga jadi korban keganasan tikus.
“Saya punya dua hektare sawah yang ditanami padi. Tapi ini ‘kan sudah parah (akibat diserang tikus), kembali modal saja sudah untung,” ujarnya.
Fasih mengaku tidak tinggal diam menghadapi serangan tikus. Berbagai cara sudah dilakukan, termasuk dengan menabur racun tikus, namun hasilnya tidak maksimal.
“Saya pernah mengadukan soal ini ke dinas (DTPHP), namun katanya di dinas tak ada stok racun pembasmi tikus,” urainya.
Di tempat yang sama, Sigit Budi mengungkapkan bahwa hama tikus memang menjadi problem tanaman pangan. Kata Sigit, setidaknya ada 3 cara untuk mengendalikan hama tikus. Pertama grobyokan. Yaitu satu kampung menyerbu tikus satu persatu, dan ini cukup efektif untuk membasmi tikus.
“Namun ini membutuhkan tenaga yang banyak,” jelasnya.
Kedua, memelihara burung hantu dengan menyediakan rumah burung hantu (rubuha). Tikus mempunyai musuh predator yang cukup ditakuti, yaitu burung hantu. Burung hantu itulah nanti yang akan menghabisi hama tikus.
“Kita manusia tinggal melihat tindakan dari predator ini,” ucapnya.
Ketiga adalah pengasapan. Pengendalian hama tikus macam ini yaitu mengasapi lubang-lubang tikus. Bentuknya semacam petasan yang menghasilkan asap tapi tidak meledak.
“Sehingga akan membuat mabuk, mati hama tikus,” katanya.
Selain itu, munculnya hama tikus juga terkait dengan pola tanam. Lahan yang terus menerus ditanami tanaman yang sama, akan merangsang munculnya hama tikus.
“Artinya sepanjang tahun jangan padi padi terus, sehingga diharapkan untuk menghindari hama tikus dengan memutus mata rantainya,” jelas Sigit.
Sementara itu, Wabup Pak Djos menegaskan perlunya Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk mengedukasi petani agar tidak terus menerus menanam tanaman yang sama di lahan yang sama.
“Perlu edukasi kepada masyarakat hendaknya tidak menanam padi berturut-turut. Misalnya setahun 3 kali tanam, mungkin dua kali padi tapi dipisah dengan tanaman komoditas lain,” pintanya.
Pak Djos juga mengingatkan kepada PPL agar lebih aktif mengkomunikasikan keadaan di lapangan dengan dinas terkait.
“Sekaligus sebagai jembatan antara petani dengan dinas (DTPHP),” pungkasnya (Jbr-3/AAR).