Resmikan Kampoeng Creative JFC, Bupati Hendy Beber Kejayaan Raja-raja di Jember
Jember, Portal Jawa Timur – Jember Fashion Carnaval (JFC) sudah 20 tahun eksis. Meskipun pendirinya (Dynand Faris) meninggal dunia empat tahun lalu, namun eksistensi JFC tetap berlanjut, bahkan penampilannya sepeninggal sang pendiri tetap memukau dunia. Liputan media internasional juga ramai setiap JFC digelar.
Nama JFC memang mencuat sebegitu rupa. Di berbagai perhelatan besar nasional, bahkan di ajang internasional, JFC sering ditampilkan.
“Jember numpang JFC supaya sama-sama terkenalnya,” ujar Bupati Jember Jawa Timur Hendy Siswanto saat memberikan sambutan dalam Peresmian Kampoeng Creative JFC di Ruang Terbuka Hijau (RTH) lapangan Arjasa, Kabupaten Jember, Jumat (10/3/2023).
Itulah sebabnya, RTH Lapangan Arjasa dibuat sebagai Kampoeng Creative JFC agar masyarakat terdorong untuk berkreasi memajukan budaya dan seni, yang tentu saja atas binaan JFC. Ini tentu tak lepas dari jasa pendiri JFC, Dynand Faris.
“Almarhum Dynand Faris insyaallah husnul khotimah, amin. Dia darahnya asli darah Jember,” jelasnya.
Munculnya JFC di Jember, lanjut Bupati Hendy, tidak begitu mengherankan karena Jember memang tempatnya orang hebat. Buktinya, di Jember pernah berdiri 7 kerajaan kecil sebelum Kerajaan Majapahit berdiri. Salah satu kerajaan yang cukup melegenda di Jember adalah Kerajaan Sadeng yang berpusat di Puger. Mungkin ini ada benarnya jika dihubungkan dengan nama Gunung Sadeng yang mengonggok di Desa Puger Wetan. Status gunung kapur tersebut adalah adalah hak milik Pemerintah Kabupaten Jember.
“Mengapa di Jember (ada 7 kerajaan itu), kok gak di tempat lain, itu berarti Jember tempatnya orang hebat, Jember tempatnya budaya, dan sebagainya,” ulasnya.
Kampoeng Creative JFC tersebut cukup apik penataannya. Di sisi timur lapangan berdiri pentas menghadap ke barat, cukup luas untuk tempat pertunjukan dan sebagainya. Di kanan kirinya juga berdiri monumen bambu.
Menurut Presiden JFC, Budi Setiawan monumen tersebut mempunyai filosoifi algoritma alam semesta. Maknanya, kata Budi, kehadiran JFC di tempat ini sebagai ‘kulo nuwun’ untuk menjadi bagian dari periode kedua yang telah dirintis sebelumnya oleh sang founder, Dynand Faris.
“Periode kedua ini kami anggap sebagi titik untuk melanjutkan impian Mas Dynand menjadikan Jember sebagai kota wisata karnafal yang setiap tahun, setiap saat orang bisa berkunjung ke sini, bisa experient,” urai Budi saat memberikan sambutan (Aryudi AR).