Ra Yazid: Politik Tak Mesti Kotor, Tergantung Siapa yang Mengisi
“Politik tergantung siapa yang mengisi, kalau politik diisi orang baik seperti Pak Nur Yasin, maka politik akan baik, bermanfaat bagi masyarakat"
Jember, Portal Jawa Timur – Wakil Sekretaris PCNU Jember, KH Yazid Khobir menegaskan, politik tidak meski kotor. Sebab, politik hanya wadah, sehingga tergantung siapa yang mengisi. Ibarat gelas, jika gelas diisi air berwarna hitam, maka gelas jadi hitam. Jika gelas diisi air berwarna bening, maka gelas jadi bening.
“Politik tergantung siapa yang mengisi, kalau politik diisi orang baik seperti Pak Nur Yasin, maka politik akan baik, bermanfaat bagi masyarakat. Politik menjadi ladang ibadah ,” ucapnya saat memberikan sambutan dalam acara Reses H Nur Yasin di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember Jawa Timur, Sabtu (5/8/2023).
Menurut Ra Yazid, sapaan akrabnya, hal-hal atau perbuatan kotor bisa terjadi di mana saja. Itu sudah jamak terjadi baik di sektor politik, perdagangan, bahkan blantik sapi. Sebab, itu memang sunnatullah. Tapi jika terjadi kekotoran di bidang kerja tertentu, tidak bisa lantas digeneralisasi, karena pasti masih banyak yang bersih.
“Jadi sekali lagi kotor atau tidak tergantung siapa yang mengisi,” tambahnya.
Karena itu, ia mendorong orang-orang yang bersih terjun ke dunia politik agar politik menjadi pencerah yang memberikan manfaat, bukan menjadi ajang memperkaya diri yang tidak menebar manfaat apapun bagi masyarakat.
“Ayo kita dorong dan kita dukung bersama-sama orang bersih masuk politik, siapapun dia. Dan dalam hal ini Pak Nur Yasin telah memulai,” ucapnya.
Ra Yazid lalu merujuk kepada program Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), yaitu Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). Katanya, Nur Yasin adalah anggota Komisi IX DPR RI yang mitra kerjanya Kemenaker. Sebagai mitra kerja, Nur Yasin diberi kewenangan untuk merekomendasi pesantren atau lembaga yang bakal mendapat BLKK. Pembangunan BLKK berupa dana cash yang diswakelolakan pada pihak penerima BLKK.
“Tapi alhamdulillah, fakta di lapangan, tak seratus rupiah pun dana BLKK dipotong oleh Pak Nur Yasin atau staf ahlinya. Semua utuh untuk penerima BLKK. Hebat tidak, adakah yang lain seperti beliau?. Jangan salah sangka, saya bicara apa adanya. Saya sendiri tidak dapat BLKK, tapi fakta di lapangan harus saya ungkap,” pungkasnya.