Gus Robit: Pak Nur Yasin Tak Suka Obral Janji, Bicara Apa Adanya
Jember, Portal Jawa Timur – Tak suka obral janji, bicara apa adanya. Inilah sosok H Nur Yasin dalam pandangan Gus Robit Wajdi, pengasuh Pondok Pesantren Nurus Shobar, Desa Paleran Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember. Menurut Gus Robit, anggota FKB DPR RI itu memang tak suka mongobral janji. Janji tak butuh biaya, dan cukup gampang diucapkan, bahkan kerap menjadi menu utama ketika seseorang ingin mendapatkan simpati massa.
“Yang saya tahu, Pak Nur Yasin tidak seperti itu. Dia tak suka obral janji, dan bicara apa adanya, bukan karena ada apa-apanya. Kalaupun berjanji insyaallah ditepati,” ungkapnya kepada awak media ini di kediamannya, Rabu (2/8/2023).
Apa yang diungkapkan Gus Robit tentu bukan bualan. Sebab, di banyak kesempatan Nur Yasin sangat berhati-hati mengeluarkan janji. Sebab ia paham betul, setiap janji ada pertanggungjawabannya yang mesti dipenuhi. Janji adalah hutang.
“Janji silakan, tapi harus dipenuhi, makanya jangan sering berjanji biar tak punya hutang banyak,” ucapnya.
Ia menambahkan, bicara apa adanya dan tak suka mengobral janji adalah dua kalimat yang pas digandengkan. Kalau bicara apa adanya, biasnya tak ada unsur janji. Sebab janji muncul ketika bicara tidak apa adanya. Ketika bicara mengada-ada, biasanya janji turut pula menyertainya.
“Insyaallah Pak Nur Yasin bukan sosok yang seperti itu. Siapapun yang namanya manusia, pasti pernah berjanji, tapi yang penting ditepati,” urainya.
Gus Robit menyatakan itu mengaku bukan dalam rangka menyanjung Nur Yasin. Manusia tak perlu disanjung. Sebab sanjungan manusia adalah relatif, bahkan tak jarang punya tendensi. Sanjungan dan apresiasi akan mengalir dengan sendirinya ketika seseorang bisa memberikan manfaat bagi sesamanya.
“Beliau tak mengharapkan pujian, itu dengan sendirinya datang kepada siapapun yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat,” urainya.
Janji memang mempesona, persis seperti lirik lagu ciptaan Rhoma Irma: Sorga yang engkau janjikan, neraka yang kau berikan. Manis yang aku hayalkan, pahit yang aku rasakan. Tingginya janjimu padaku mengalahkan langit yang biru. Manisnya janjimu padaku mengalahkan manisnya madu.
Janji tak jarang menjadi pelipur lara, namun sering kali menyesakkan dada ketika janji hanyalah rangkaian kata-kata tanpa isi. Tapi tak perlu merajuk karena janji yang tak kunjung ditepati. Sebab semua ada karmanya di sisi Ilahi Robbi.
Berjanji tidak haram, tapi mengingkari janji adalah sebuah noda. Noda yang terus menempel sekaligus menjadi penanda bahwa dia adalah pembohong. “Namun alhamdulillah, Pak Nur Yasin bisa dipercaya dan membuktikan janji-janjinya,” pungkas Gus Robit (Jbr-2/AAR).