Pemkab Jember Bangun Jalan 15 Kilometer di Meru Betiri
Bupati Hendy Sebut Meru Betiri Masuk Zona Merah
Jember, Portal Jawa Timur – Pemerintah Kabupaten Jember Jawa Timur akan segera membangun jalan sepanjang 15 kilometer di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan sekitarnya. Pembangunan jalan akan dilakukan dua tahap, yakni tahun ini dan tahun depan.
Hal ini merupakan bagian dari realisasi kerja sama antara Bupati Jember Hendy Siswanto dengan pihak TNMB yang telah disepakti oleh Kementerian Kehutanan. Penandatanganan lembar kerja sama dilakukan oleh Bupati Hendy dan Kepala TNMB Nuryadi di pendopo Wahyawibawagraha, Jember, Rabu (8/3/2023).
Menurut Bupati Hendy, pembangunan jalan di kawasan TNMB sangat penting untuk menggiatkan suasana kehidupan di kawasan TNMB. Diakuinya selama ini jalan di TNM rusak cukup parah karena memang tak pernah diaspal. Padahal di situ ada destinasi wisata yang cukup eksotik dan asri, yaitu pantai Bandealit.
BACA JUGA :
Bupati Hendy Terenyuh, 94 Tahun Jember Berdiri Namun Warga Meru Betiri Masih Memprihatinkan
“Jalan itu nanti akan melahirkan multiplier effect bagi masyarakat TNMB dan sekitanya,” ucapnya usai penandatanganan lembar kerja sama Pemkab Jember dengan TNMB.
Jika jalan telah dibangun, maka hutan bisa menjadi destinasi wisata yng cukup menarik tanpa mengubah sedikitpun fungsi TNMB sebagai hutan konservasi. Meski jalan nanti sudah kinclong namun Bupati Hendy meminta pihak TNMB tidak galau terhadap perilaku masyarakat terkait pencurian kayu, karena akan dibangun pos di pintu masuk kawasan TNMB yang dilengkapi dengan CCTV
“Aman nanti, jangan khawatir gelondongan kayu hilang. Jangankan satu pohon, satu daun saja hilang tampak (ketemu),” jelasnya.
Selain untuk tujuan wisata, pembangunan jalan juga dimaksudkan untuk jalur evakuasi seandainya terjadi tsunami di pantai Bandealit. Sebab, katanya, dulu pernah terjadi tsunami di kawasan pantai Bandealit.
Bupati Hendy menambahkan, dirinya setiap tiga bulan sekali mendapat kiriman data dari BMKG yang intinya bahwa pantai selatan mulai dari Puger hingga Bandealit masuk dalam zona merah, yang berarti mempunyai potensi besar bagi terjadinya tsunami.
“Kalau jalan itu tidak cepat-cepat diperbaiki, pas terjadi tsunami, mudah-mudahan tidak, tapi seandainya terjadi tsunami, mau kemana mereka. Apa kita tidak berarti ikut andil dalam pembunuhan massal di sana?” jelasnya.
Sementara itu, Kepala TNMB Nuryadi mengungkapkan bahwa perbaikan jalan teramat penting karena jalan sebagai akses untuk wisata berbasis masyarakat. Juga untuk pemantauan hutan jadi lancar.
“Kalau seperti sekarang agak sulit. Kami berjuang dengan Pemkab Jember untuk membangun Bandealit, Andongrejo menjadil lebh baik,” ucapnya (Aryudi AR).