Demi Swasembada Pangan, Bupati Jember ‘Kunci’ Lahan 86.000 Hektare untuk Pertanian
"Kalau bapak-bapak walaupun punya duit segunung tapi tidak ada yang jual makanan, apakah mau makan uang"
Jember, Portal Jawa Timur – Komitmen Bupati Jember Jawa Timur Hendy Siswanto untuk mendukung swasembada pangan nasional layak diacungi jempol. Menurutnya, Jember saat ini memilki lahan pertanian seluas kurang lebih 86.000 hektare. Luasan tanah tersebut menempatkan Jember sebagai daerah dengan lahan pertanian terluas ketiga se-Indonesia.
Dengan lahan seluas itu, tentu Jember tidak hanya bisa swasembada secara lokal tapi bisa menjadi kontributor pangan yang cukup signifikan untuk kebutuhan nasional.
Agar lahan tersebut tidak berubah fungsi, Bupati Hendy mengaku telah menyurati Menteri Pertanian yang intinya meminta lahan tersebut tetap sebagai lahan pertanian, tidak berubah fungsi.
“Kami sudah berkirim surat ke bapak menteri untuk mengunci lahan itu tetap sebagai lahan pertanian,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Penandatanganan Kerja Sama Antara Pemkab Jember dan Taman Nasional Meru Betiri di pendopo Wahyawibawagraha Jember, Rabu (8/3/2023).
BACA JUGA :
Bupati Hendy Terenyuh, 94 Tahun Jember Berdiri Namun Warga Meru Betiri Masih Memprihatinkan
Bisa dimafhumi jika Bupati Hendy ingin mengunci lahan tersebut hanya untuk kebutuhan pertanian. Pasalnya, saat ini perkembangan ekonomi di Jember cukup bagus. Dan mengiringi itu ketersediaan perumahan dan kantor juga menjadi tuntutan yang cukup kuat.
Faktanya pertumbuhan properti di Jember cukup pesat. Para pengembang berlomba-lomba untuk membangun perumahan. Di mana-mana dibangun perumahan, tidak hanya di kota tapi sudah merambah ke desa dan kelurahan di pinggir kota Jember.
Menurut Bupati Hendy, semaju apapun bangsa ini dan sampai kapanpun, orang tetap makan nasi. Tak akan terajdi misalnya 100 tahun ke depan karena terjadi perubahn zaman, maka orang ganti makan emas, duit, dan sebagainya. Daerah manapun bahkan negara manapun yang mempunyai lahan pertanian yang cukup, merekalah yang akan memenangi pertarungan dalam hal kesejahteraan rakyatnya.
“Tapi kalau satu negara hanya dipenuhi oleh gedung, mereka hanya bisa menimbun harta, tapi tidak bisa menimbun makanan. Kalau bapak-bapak walaupun punya duit segunung tapi tidak ada yang jual makanan, apakah mau makan uang. Tidak kan,” urainya.
Karena itu, keinginan Pemkab Jember agar Taman Nasional Meru Batiti (TNMB) tetap lestari sebagai hutan konservasi, selaras dengan ‘penguncian’ 86.000 hektare lahan pertanian. Sebab, TNMB dan sekitarnya berfungsi untuk menyerap air sekaligus sember air untuk kehidupan maayarakat, termasuk lahan pertanian (Aryudi AR).