Opini

Memahami Posisi Bali sebagai ‘Tourism and Event Leader’ dalam Memajukan Pariwisata Nasional

Oleh: Sirajuddin

Dalam bisnis pariwisata kita tidak boleh melihat diri kita paling bagus, hebat, luar biasa atau yang paling baik . Bisnis pariwisata tahun 90-an berbeda dengan era sekarang, yaitu era Kolaborasi. Ini sangat diperlukan, bukan mengagungkan apa kita miliki tapi bagaimana potensi bisa dilihat wisatawan unik dan berbeda.

Bali Sebagai Leader dalam Pariwisata dan Event Nasional dan Dunia

Bali tetap menjadi leader for Global Tourism business event karena Bali merupakan  induk dari pariwisata dunia.

Pelaksanaan World Tourism Day saat Covid-19 tidaklah mudah. Memilih Bali pada tahun 2022 momentum kembalinya gairah pariwisata Indonesia .Tidak salah  para pemimpin dunia hadir. Salah satu alasannya adalah bahwa Bali pulau terbaik dan terindah dan sambutan masyarakat luar biasa .

Sekretaris Jenderal Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) Zurab Pololikashvili  senang dapat merayakan World Tourism Day di Bali yang dianggap sebagai tempat yang sangat indah.

Dia ingin melihat lebih jauh dan ingin menikmati lebih dalam keindahan Indonesia, khususnya Bali. Dia  yakin  semua yang hadir di moment tersebut  akan segera kembali ke Bali.

Perayaan WTD 2022 diikuti oleh 328 peserta secara offline dan 422 peserta secara daring yang meliputi perwakilan negara anggota UNWTO, menteri pariwisata G-20, negara tamu, organisasi internasional, stakeholders pariwisata nasional dan internasional mampu menjadikan Bali Tourism and Event Leader disaat Pandemi Covid-19 sehingga tetap hadir karena nama Bali begitu indah dan mampu menarik para delegasi saat dampak Covid-19 masih dirasakan penduduk dunia.

Pada Tahun 2025 Bali menjadi tulang punggung pariwisata nasional dengan target 6 hingga 6,5 juta wisman. Angka ini melebihi target 2024 yaitu 6,3 juta wisman.

Dengan demikian Bali menjadi leader untuk mencapai target wisman oleh Kemenpar RI, yaitu 14-16 juta wisman tahun 2025. Artinya Bali memikul beban sebesar 50% dari target Kemenpar RI tersebut. Target capaian devisanya adalah US$ 22 Miliar dengan produk wisata yang dikembangkan Quality and Sustainable Tourism dalam prioritas  pengembangan Tourist Destination. Artinya apa? Bali  menjadi salah satu harapan pariwisata Indonesia, selain NTB, NTT, Kepri, Jakarta dan daerah lainnya .

Posisi Lombok-Sumbawa, Labuan Bajo, dan Jatim

Lombok-Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah salah satu destinasi wisata terbaik dunia. Maka NTB maka harus melihat dirinya sebagai sesuatu yang unik dan berbeda dengan Bali tanpa harus kita membandingkan Bali dengan Lombok-Sumbawa. Justru kita harus menjadikan Jatim, Bali , NTT  sebagai Tourism and Event Sister City.

Karena itu, empat daerah tersebut harus saling memperkuat, saling memberi, dan saling memberikan citra positif.

Tak Perlu Membanding-bandingkan

Membandingkan Bali dengan Lombok, Labuan Bajo, dan Jatim adalah pikiran yang tidak perlu, apalagi mengatakan Bali lebih baik dari Lombok, Labuan Bajo, Jatim, dan Yogyakarta.

Bali tetaplah Bali. Begitu juga Lombok-Sumbawa, dan begitu sebaliknya. Dan ini juga berlaku pula bagi daerah lainnya.

Tidak salah memang Bali menjadi leader. Menparekraf era Presiden Joko Widodo, Sandiaga Salahuddin memberikan semangat yang sama dan mengatakan bahwa  masyarakat Bali sendirilah yang harus menjadi leader dalam menghadirkan gerakan perubahan.

Faktanya, masyarakat Bali telah menunjukkan peran penting dalam membawa perubahan dan membantu mewujudkan pariwisata yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga dalam puncak Perayaan World Tourism Day 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Pengakuan serupa juga datang dari Sekjen PBB, Antonio Guterres. Ia memberikan pengakuan bahwa Bali memang layak menjadi tourism leader karena masyarakat , alam dan kepedulian pada pariwisata serta budaya sebagai langkah strategis memajukan pariwisata.

Banyak yang Lupa Historis Pariwisata Bali

Banyak orang, akademisi, pebisnis pariwisata, tokoh pariwisata, pengamat pariwisata, pemerhati pariwisata,  dan pelaku travel and event business kurang memahami sejarah pariwisata Bali. Sejak lama bahkan hingga saat ini masih ingin coba-coba membandingkan daerahnya dengan Bali.

Keberadaan Bali dalam sejarah Nusantara tetaplah nomor satu dari sisi pariwisata, baik dalam bentuk keunikan budaya maupun pengujung.

Karena itu, kita harus membuka kembali sejarah pariwisata Bali yang mampu membuat Indonesia tersohor di seluruh dunia bahkan ada kata- kata  yang menarik kita kaji: Indonesia sebelah matanya Bali. Kalimat ini memperlihatkan betapa kuat ingatan kita brand pariwisata Bali sejajar dengan ibu pertiwi.

Maka tiada cara lain pada waktu tahun 1930-an, hingga 1980-an bahkan tahun 1990 menjadikan Bali Leader dalam pariwisata dan event untuk menciptakan Indonesia.

Perjalanan Bali selalu menjadi nomor 1 di Indonesia dalam pariwisata sebelum Covid-19, bahwa dapat kita catat dan lihat dalam statistik dan neraca pariwisata Indonesia, termasuk berbagai media sebanyak 40-50 peersen dari kunjungan wisatawan di Indonesia, Bali adalah yang terbaik .

Kita lupa bahwa keberadaan Bali sebagai pemasok wisatawan ke daera-daerah di Indonesia sudah sejak lama menuju Lombok, Pulau Komodo, Labuan Bajo, dan Jawa. Tahun 1980 hingga 1990 adalah booming pariwisata Bali sehingga Bali menjadi destinasi leader dalam memajukan pariwisata Indonesia .

Sirajuddin, SST.Par., S.Pd., MT.Par., CEP., CEM., CEE., adalah Dosen Poltekpar Lombok, Ketua Institut Komppparindo, Events and Tourism Consultant, dan Founder Mandalika International Foundation

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button