News

Didukung Kanada, Tiga Lembaga PBB Cegah Pernikahan Dini dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Jember

Jember,  Portal Jawa Timur – Pernikahan dini dan kekerasan terhadap perempuan masih saja terus terjadi. Kendati berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait namun jumlah pernikahan dini masih cukup memprihatinkan. Begitu juga kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga masih terjadi.

Baca Juga: Tekan Angka Stunting, Plt. Kepala DP3AKB Jember Minta Masyarakat Hindari Pernikahan Dini

Itulah sebabnya, tiga lembaga PBB yang didukung oleh Pemerintah Kanada menggelar Join Monitoring Visit Program Better Reproductive Health and Rights For All InI Indonesia  Phase II (BERANI II) di Balai Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Jawa Timur, Selasa (28/5/2024).

Baca Juga: Wabup Jember Sebut Stunting Nyaris Sama Dengan Covid-19

Ketiga lembaga PBB itu adalah United Nations Children’s Fund ( UNICEF), United Nations Population Fund (UNFPA), dan United Nations of Women. Ketiganya menggandeng Bapenas, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, dan tentu saja Pemerintah Kanada.

Menurut Job Specialist Unicef Indonesia dari kantor Perwakilan Wilayah Jawa, Naning Puji Julianingsih, acara tersebut dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pelaksanaan BERANI II yang dilaksanakan di Desa Kesilir.

“Kami bersepakat untuk memperkuat posisi perempuan dan anak serta mencegah terjadinya pernikahan dini,” ujarnya usai acara.

 Intinya, lanjut Naning, acara tersebut untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, kekerasan berbasis gender, pernikahan dini, dan sebagainya.

“Harapan kami itu semua bisa dicegah dan bisa ditangani secara lebih komprehensif,” tambahnya.
Sedangkan dipilihnya Desa Kesilir sebagai  Join Monitoring Visit karena komitmen dari Pemerintah Desa Kesilir, respons para tokoh masyarakat, dan para kader, luar biasa. Dan juga keaktifan Froum Anak Desa Kesilir.

“Kami ingin ini (Desa Kesilir) menjadi model bagi desa-desa lain,” ungkap Naning.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Desa Layak Anak Desa Kesilir, Ike Mariana Susanti  mengungkapkan, salah satu dampak dari melubernya internet adalah pergaulan yang kebablasan dari para remaja dan anak-anak.

“Akibatnya terjadi pernikahan anak (di bawah umur), karena hamil duluan, mereka minta diska (dispensasi perkawinan),” katanya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button