BLKK Pesantren Ulul Albab Lumajang Cetak Santri Mandiri dengan Pengolahan Kue dan Buah
Lumajang, Portal Jawa Timur – Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pondok Pesantren Ulul Albab berdiri kokoh di Desa/Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Desa ini terletak sekitar 27 kilometer ke arah selatan dari Alun-alun Lumajang. Lokasinya tak begitu jauh dari gunung Semeru. Desa yang satu ini banyak menghasilkan buah-buahan seperti salak, melon, kopi, dan sebagainya.
“Itulah sebabnya kami memilih kejuruan pengolahan hasil pertanian,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Ulul Albab, KH Fahrur Rozi kepada media ini di kediamannya, Ahad (22/1/2023).
BACA JUGA :
Dua Pesan KH Khotib Umar Jember untuk Nur Yasin
Pemilihan kejuruan itu tak lepas dari potensi lokal di desa tersebut. Buah-buahan yang melimpah di Desa Candipuro sangat potensial untuk diolah menjadi produk yang bisa menghasilkan cuan lebih. Dengan produk olahan, tentu nilai ekonominya lebih tinggi dibanding dengan harga buahnya. Selain itu, juga terjadi penyerapan tenaga kerja.
“Kami optimis kejuruan pengolahan hasil pertanian sangat bermanfaat untuk santri dan para muda sekitar pesantren. Keterampilan yang kami berikan menjadi modal mereka untuk mandiri. Kami ucapkan terima kasih untuk Pak Haji Nur Yasin atas semua ini,” urainya.
BLKK merupakan program Kemeterian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI yang digulirkan sejak tahun 2017. BLKK Pondok Pesantren Ulul Albab adalah salah satu BLKK yang difasilitasi oleh anggota Komisi IX DPR RI, H Nur Yasin. Sejak tahun 2020 hingga 2021, H Nur Yasin telah memfasilitasi 13 BLKK, yang tersebar di Jember, Lumajang, dan Probolinggo.
BLKK Pondok Pesantren Ulul Albab telah menyelenggarakan satu kali pelatihan pembuatan kue roti yang diikuti oleh 16 peserta. Mereka sebagian besar adalah para santri pesantren Ulul Albab. Menurut instruktur BLKK Pondok Pesantren Ulul Albab, Abrori, roti adalah kue yang cukup banyak jenis dan macamnya, serta banyak diminati masyarakat. Karena itu, pelatihan pembuatan kue roti sangat pas untuk bekal kemandirian santri (peserta).
“Arahnya pelatihan ini ‘kan kemandirian, dan saya kira ini cukup pas,” ungkapnya.
Ia menambahkan, di pelatihan kedua nanti adalah pelatihan pengolahan buah. Banyak pilihan yang bisa dilakukan: ada buah salak, melon, dan bahkan kopi. Pilihan pengolahannya juga banyak, misalnya bisa jadi juz atau kripik.
“Semua ada ilmunya, ilmu untuk mengolah buah-buahan menjadi produk yang lebih menguntungkan,” urainya.
Ke depan, Abrori berencana untuk tetap memanfaatkan BLKK itu. Sebab, di samping untuk membekali santri dengan beragam keterampilan pengolahan hasil pertanian, juga agar peralatan yang sudah ada tetap bisa dipergunakan sehingga tidak cepat karat.
“Jadi BLKK ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi kami. Wajib kita manfaatkan untuk membekali santri dengan beragam keterampilan,” pungkasnya (Aryudi AR).
*) Tulisan ini adalah bagian kesembilan dari 13 tulisan tentang BLKK yang difasilitasi oleh anggota FPKB DPR RI, Ir H Nur Yasin