News

Angka Penderita Stunting di Jember 34 Persen

Jember,  Portal Jawa Timur – Angka penderita stunting di Jember masih cukup tinggi, yakni 34 persen. Angka ini hanya turun sedikit jika dibandingkan dengan angka stunting saat Rapat Rembuk Pencanangan Penurunan Angka Stunting yang digelar September tahun 2021, yakni 37,08 persen.

“Berdasarkan data SSGI (survei status gizi Indonesia)  stunting kita di posisi 34 persen, jadi penderita stunting cukup tinggi,” ucap Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember, Poerwahjoedi saat menjadi narasumber di acara KIE Pencegahan Stunting Lini Bawah Tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2023 di Pondok Pesantren Mambaul Khoirot Desa Glagahwero Kecamatan Panti Kabupaten Jember Jawa Timur, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga: Penderita Stunting Capai 34, 9 Persen, Wabup Jember: Ini Butuh Usaha yang Tak Biasa

Tingginya angka penderita stunting tersebut tentu dalam jangka panjang akan berpengaruh besar terhadap akselerasi pembangunan Indonesia. Karena itu, Poer, sapaan akrabnya, meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah stunting.

Baca Juga: Penurunan Angka Stunting Juga Jadi Perhatian Bupati Jember di Program J-Berbagi

“Kami tidak berdiri sendiri, kami butuh pihak lain untuk menurunkan angka stunting. Untuk itu terima kasih kepada Pak Nur Yasin (anggota Komisi IX DPR RI) sering ke Jember untuk acara-acara penurunan stunting,” tambahnya.

Poer juga mengimbau agar masyarakat  tidak kesusu menikahkan anaknya jika umur belum memenuhi syarat untuk menikah, yaitu umur 21 untuk wanita  dan 25 untuk laki-laki. Sebab, risiko terjadinya stunting pada anak yang dilahirkan sangat besar.

“Tolong tetangga diingatkan juga kalau putra-putrinya belum siap, belum sampai usia minimal, jangan dinikahkan dulu,” jelasnya.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Nur Yasin mengungkapkan bahwa stunting bukan penyakit tapi hanya pertumbuhan anak yang tidak wajar, tidak seperti anak pada umumnya. Walaupun bukan penyakit namun produktifitasnya cukup mengganggu bagi pertumbuhan bangsa.

“Oleh karena itu, stunting penting kita cegah bersama-sama,” tegasnya.

Ia menuturkan, Jember dengan posisi angka stunting 34 persen, maka dalam setiap 10 anak yang lahir, setidaknya ada 3 anak yang stunting. Dalam hitungan ekonomi makro, jika dalam 10 anak terdapat 3 anak stunting, maka yang bisa produktif dalam berkontribusi terhadap pembangunan hanya 4 orang. Kenapa?

“Karena 3 anak yang stunting itu mengambil subsidi 3 anak yang sehat, sehingga hanya tinggal 4 anak yang sehat dan bisa berproduksi secara bagus,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut merupakan reses Nur Yasin sebagai anggota Komisi IX DPR RI, dengan menghadirkan narasumber dari DP3AKB Kabupaten Jember dan perwakilan Balai Diklat BKKBN Jember (Jbr-AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button