Pendidikan

Wadek II FD UIN KHAS Jember: Sensor Mandiri Penting dalam Menonton Film

Jakarta,  Portal Jawa Timur – Masyarakat diimbau untuk tidak hanya menonton potongan dari guntingan film yang beredar di media sosial. Sebab, jika begitu masyarakat cenderung  menilai produk film apa adanya.

Baca Juga: Jawab Arahan Menag, Kampus UIN KHAS Jember Semakin Relijius, Sehat, Kualitas Akademik Ditingkatkan

Imbauan tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan II Fakultas Dakwah (Wadek II FD) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Siti Raudhatul Jannah di sela-sela menghadiri rapat koordinasi nasional (Rakornas) Lembaga Sensor Film (LSF) di  Hotel Aryaduta Jakarta mulai Jumat hingga Minggu (24/11/2024).

Baca Juga: Percepat Layanan, UIN KHAS Jember Luncurkan ‘Fast Track Prima’

Menurut Jannah, sapaan akrabnya, yang juga penting adalah masyarakat dalam menonton film agar menyesuaikan dengan umurnya. Katanya, LSF mendorong adanya sensor mandiri untuk menguatkan karakter pemirsa agar menahan diri dari menonton tayangan tidak sesuai usia.

“Sensor mandiri penting dalam menonton film. Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengawasi maupun mendampingi tontonan yang sehat bagi anaknya,” pesannya.

Soal kategori umur penonton film, Jannah lalu merujuk pada kebiasaan di Thailand. Katanya, di negeri Gajah Putih itu kategori umur penonton tidak hanya ada empat seperti di Indonesia, melainkan ada tujuh kategori umur.

“Misalnya, di Indonesia tidak mengenal kategori usia 15 tahun tapi batasnya langsung 17 tahun. Padahal tontonan untuk usia 15 tahun yang beredar sekarang mayoritas ada adegan syurnya,” ulasnya.

Yang menarik dari Rakornas tersebut, kata Jannah, adalah bahwa LSF mendorong masyarakat untuk memproduksi film berbahasa daerah dan bertema budaya daerah.

“Hal ini untuk mengangkat potensi kekayaan budaya yang dimiliki daerah sebagai produk budaya andalan Indonesia, agar lebih dikenal secara meluas,” paparnya

Selain dari kalangan pendidik, juga hadir sebagai peserta Rakornas, antara lain dari para pemain film, pemerhati, dan 17 anggota LSF RI.

Untuk memberi pemahaman seputar perfilman, panitia Rakornas juga mendatangkan Wakil Ketua Sensor Film RI Noorca M Massardi, Kepala Badan Standar Kurikulum Dikdasmen Kemendikbud Anindito Aditomo dan budayawan asal Thailand Pranisya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button