Nasional

Terkendala Food Tray dan Armada, Dapur Makan Bergizi Gratis di Jember Belum Beroperasi

Jember,  Portal Jawa Timur – Program pemerintah untuk memberi makan bergizi kepada para anak sekolah secara gratis, tampaknya tidak mulus-mulus saja. Salah satu kendalanya adalah biaya pembuatan dapur yang cukup tinggi, yakni sekitar Rp1,5 Miliar hingga Rp2 Miliar.

Target pemerintah untuk memberi Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada 82,9 juta sasaran hingga tahun 2029 masih jauh dari harapan. Hingga saat ini baru 3 juta orang lebih yang sudah merasakan MBG.

Di Jember Jawa Timur seperti pernah diungkapkan Bupati Muhammad Fawait beberapa waktu lalu, dibutuhkan 157 dapur untuk menyuplai MBG bagi ratusan ribu anak sekolah.

Sementara dapur mandiri yang  siap beroperasi hanya 5 unit. Salah satunya adalah dapur di Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang. Dapur ini adalah salah satu dari 3 dapur yang dibangun oleh Yayasan Taman Pendidikan dan Asuhan (TPA) Jember.

Dapur MBG yang terletak di Kelurahan Bintoro tersebut, dari sisi gedung dan segala peralatannya sudah siap beroperasi, namun terkendala oleh ketersediaan armada untuk mengangkut 3.000 porsi setiap hari.

“Armada kita masih kurang tapi sudah diupayakan, food tray juga harus dipenuhi,” ucap Ketua Yayasan TPA Jember, H. Achmad Sudiyono di Jember, Jumat (18/4/2025).

Dapur MBG Butuh Akses Permodalan

Menurut H Achmad, sapaan akrabnya, target pemerintah untuk menuntaskan MBG sulit dicapai jika hanya mengandalkan dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) kemitraan milik yayasan, koperasi, dan lembaga lainnya tanpa kelenturan, kemudahan dari pemerintah melalui bank Himbara atau bank milik daerah untuk mengucurkan dananya.

Katanya, yayasan atau koperasi membutuhkan biaya cukup besar untuk merenovasi dapur dengan segala perlengkapannya.

“Total biayanya bisa mencapai 1,8 M untuk setiap dapur lengkap dengan equipment-nya,” jelasnya.

 

Video Dapur Makanan Bergizi Gratis 

H Achmad menambahkan, yang cukup banyak menelan biaya adalah peralatan makanan dan alat masak. Sebab, semuanya harus sesuai dengan standar yang ditentukan Badan Gizi Nasional (BGN).

Ia mencontohkan, harga satu food tray atau piring makanan mencapai Rp70.000,- Satu dapur membutuhkan 7.200 food tray, dengan rincian penggunaan: 3.600 food tray dikirim ke sekolah hari ini. Foodtray yang sudah dipakai di sekolah tentu masih kotor, sehingga harus menggunakan 3.600 food tray lain yang siap pakai untuk pengiriman esok harinya sambil mengambil 3.600 food tray yang sudah bersih.

“Coba, biaya untuk pembelian food tray saja per dapur sudah lebih Rp500 juta,” ujarnya.

Video Dapur Makanan Bergizi Gratis :

Selain itu, pengadaan 2 mobil boks untuk mengangkut katering yang harga per unitnya mencapai Rp283 juta.

“Kalau dua dapur berarti butuh 4 mobil boks, itu kan sudah lebih Rp1 Miliar,” terangnya.

Tingginya biaya pembuatan dapur dan biaya operasional awal, membuat H Achmad harus memutar otak untuk mendapatkan dana. Ia pun pernah mencoba mengajukan kredit kepada sebuah bank nasional, namun ditolak dengan alasan tidak ada Surat Perintah Kerja (SPK) dari BGN.

“Kalau SPK dapur MBG, itu SPK untuk operasional pertermen, bukan SPK seperti mau menggarap jalan,” jelasnya.

Ia menuturkan, yayasan mitra BGN bukan kontraktor yang membangun dapur pemerintah, juga  bukan rekanan pembangunan sehingga SPK dari BGN tidak sama dengan SPK penunjukan langsung  dan lelang kontrak yang menggunakan APBN/APBD.

“Intinya tanpa cawe-cawe Pemda membuka kebijakan untuk mitra BGN, dapur MBG sulit bergerak,” katanya.

Karena itu, demi kelancaran program MBG, H Achmad berharap ada solusi dari Pemkab Jember untuk mencarikan akses pendanaan untuk biaya pembangunan dapur MBG. Sebab jika tidak, target realisasi MBG di Jember akan jauh dari harapan.

“Jadi kami-kami ini membantu pemerintah untuk memuluskan program MBG dengan menjadi mitra. Kami butuh Pemkab Jember menjembatani mitra MBG dengan perbankan,” harapnya.

Keuntungan Dapur MBG Lumayan

Sesungguhnya, kata H Achmad, keuntungan dapur MBG lumayan menggiurkan. BGN menyebut akad sewa terhadap yayasan pemilik dapur MBG.  Katanya, BGN membayar uang sewa Rp2.000/porsi dengan hitungan netto. Jika angka ini dikalikan jumlah sasaran (3.600) maka totalnya adalah Rp7,2 juta/hari. Angka ini lalu dikalikan 22 hari efektif dalam sebulan.

“Maka ketemunya adalah Rp158.400.000 netto untuk satu dapur MBG,” urainya.

H Achmad menambahkan bahwa program MBG tidak hanya memberi asupan bergizi kepada anak-anak sekolah, namun juga menghidupkan UMKM di sekitar lokasi dapur MBG, mulai dari penjual sayur, daging, beras, minyak goreng dan lain-lain.

“Dan tentunya menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Jadi MBG jelas bisa menggerakkan perekonomian warga,” tuturnya.

H Achamd mengungkapkan, dengan manfaat yang begitu banyak itu, seyogyanya pemerintah pusat melalui BGN dan bank negara memberi kemudahan kepada dapur MBG untuk mengakses permodalan. Tapi faktanya, perbankan belum bisa memback-up proyek besar ini. Bahkan pengelola bank masih ragu untuk mengucurkan permodalan lantaran program MBG masih diragukan antara jalan atau tidak.

“Kalau mau jujur sesungguhnya perbankan tak perlu ragu, wong ini program prioritas pemerintah. Tak mungkin gak jalan. Dan bank sebenarnya aman. Jika ambil kredit, angsuran perbulannya cukup dengan autodebet di mana uang yayasan ada di rekening di bank yang kasih kredit,” jelasnya.

Namun di atas semua itu, H Achmad bersyukur karena dapur MBG 1 yang terletak di Kelurahan Bintoro sudah siap beroperasi.  Pertanggal 17 April 2025 dapur ini dinyatakan lulus dan disetujui by helfdest di BGN.

Alhadmulillah dapur 1 sudah beroperasi, tinggal dapur 2 yang kami pikirkan, dan membutuhkan suntikan modal,” pungkasnya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!