Susah Dapat Tenaga Kerja yang Kompeten, Investor di Jember Mengeluh, Bahkan Ancam Hengkang
Jember, Portal Jawa Timur – Lowongan kerja di Jember sebenarnya tak sulit-sulit amat. Terbukti banyak investor yang mendirikan pabrik atau membuka cabang perusahaannya di Jember. Namun sumber daya manusia (SDM) yang tersedia banyak yang tak memenuhi standart kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
Baca Juga: Anjangsana ke Disnaker, Bupati Jember Disambati Tenaga Honorer 30 Tahun Mengabdi tapi Belum ASN
Itulah salah satu yang menginisiasi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Tenaga Kerja di Era Disrupsi di hotel Dafam Fortuna Jember, Selasa (12/12/2023).
Menurut Kepala Disnaker Jember, Suprihandoko, kurangnya tenaga kerja yang punya keterampilan sesuai standar kualifikasi perusahaan juga menjadi keluhan sejumlah pengusaha. Mereka sudah kadung menanam investasi tapi tenaga kerja yang sesuai harapan susah didapat.
“Ini bisa dilihat dari jobfair yang terakhir kemarin, itu ada hampir 5000 pencari kerja dengan lowongan kerja yang tesedia hampir 4.000. Itu seharusnya masuk semua, tapi tenyata tidak. Yang masuk hanya 200 pencari kerja, itu karena kompetensi yang dimiliki pencari kerja tidak sesuai dengan lowongan kerja yang ada,” ucapnya kepada media ini usai FGD.
Ia menambahkan, belum lama ini ada investor baru membuka pabrik di Jember. Dia membutuhkan hampir 100 operator yang ahli di bidang IT. Dan lowongan kerjapun dibuka. Dari pendaftar sebanyak 700 orang, diseleksi selama 3 bulan, namun yang didapat jauh dari yang dibutuhkan.
“Ini kan persoalan, pabrik sudah dibangun tapi SDM-nya tidak ada,” jelasnya.
Selain itu, ada juga perusahaan yang membutuhkan operator forklift. Namun tak satupun warga Jember yang berjumlah 2,6 juta jiwa mempunyai keahlian mengoperasikan forklift dan bersertifikat.
“Kita punya banyak pencari kerja, tapi yang punya kompetensi tertentu yang sulit,” urai Handoko.
Selain terkait dengan persoalan kompetensi, soal etos kerja juga menjadi keluhan pengusaha. Handoko menyebut salah satu pabrik di Jember punya kapasitas mesin yang bisa memproduksi 10.000 pcs dalam 24 jam. Namun karena etos kerja karyawannya lemah maka hanya bisa menghasilkan produk di bawah 10.000 pcs, dan itu sudah berjalan 3 tahun.“Pengusaha merasa rugi dengan etos kerja yang seperti itu, bahkan ia mengancam akan hengkang dari Jember,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Handoko membentuk tim untuk memantau dan turun ke perusahaan-perusahaan untuk mencari tahu kemungkinan ada persoalan, keluhan dan sebagainya sebagai deteksi dini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jangan sampai perusahaan yang sudah investasi di Jember hengkang, karena kalau hengkang atau tutup karyawan yang ribuan jumlahnya itu mau dikemanakan. Ini juga persoalan,” urainya.
Sedangkan terkait dengan kompetensi tenaga kerja, Handoko bertekad untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. Sebab salah satu faktor penting agar investor ‘kerasan’ di Jember adalah tersedianya tenaga kerja yang kompeten. Jika tenaga kerja yang kompeten tersedia dengan cukup, maka pengusaha tidak ragu-ragu untuk masuk Jember.
“Selama dana di Disnaker mencukupi saya akan meningkatkan kompetensi pencari kerja sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Jika tenaga kerja yang kompeten tersedia, maka pengusaha tenang,” pungkasnya (Jbr-2/AAR).