Opini

Puasa dan Kesehatan Mental: Studi Kasus, Dalil Syar’i, dan Manfaatnya

Oleh: Aisyah Ajhury Al Hasani

Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi sarana penyucian jiwa dan peningkatan kesehatan mental. Berbagai penelitian dan pengalaman nyata menunjukkan bahwa puasa dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan keseimbangan emosi, dan melatih pengendalian diri. Berikut ini adalah beberapa manfaat puasa bagi kesehatan mental yang didukung oleh studi kasus serta dalil dari Al-Qur’an dan hadis.

1. Puasa Mengurangi Stres dan Kecemasan

Contoh Kasus:

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Research in Medical Sciences menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat menurunkan kadar kortisol, hormon yang berhubungan dengan stres. Studi ini menemukan bahwa mereka yang berpuasa mengalami peningkatan ketenangan dan kestabilan emosi.

Dalil Syar’i, Allah SWT berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Hadis Rasulullah ﷺ juga menyebutkan: الصِّيَامُ جُنَّةٌ

“Puasa adalah perisai.” (HR. Bukhari & Muslim)

Maknanya, puasa melindungi seseorang dari gangguan, baik secara fisik maupun mental.

2. Puasa Membantu Mengendalikan Emosi dan Amarah

Contoh Kasus:

Seorang psikolog di University of California menemukan bahwa orang yang menjalani puasa cenderung memiliki kontrol emosi yang lebih baik. Dalam risetnya, individu yang berpuasa menunjukkan peningkatan kesabaran dan pengurangan reaksi impulsif terhadap situasi yang menekan.

Dalil Syar’i, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ صَوْمِهِ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ

“Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan jangan pula berteriak-teriak dalam kemarahan. Jika ada seseorang yang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaklah ia mengatakan: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”(HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menekankan bahwa puasa bukan hanya soal menahan lapar, tetapi juga melatih kesabaran dan pengendalian diri

3. Puasa Meningkatkan Suasana Hati dan Mengurangi Risiko Depresi

Contoh Kasus:

Penelitian dari Interdisciplinary Neuroscience Research menemukan bahwa selama puasa, otak menghasilkan lebih banyak brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang berperan dalam meningkatkan suasana hati dan melindungi otak dari depresi.

Dalil Syar’i, Rasulullah ﷺ bersabda:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

“Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa membawa kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

4. Puasa Membantu Mengatasi Kecanduan dan Kebiasaan Buruk

Contoh Kasus:

Dalam sebuah studi di Inggris, ditemukan bahwa banyak perokok yang berhasil mengurangi atau bahkan berhenti merokok setelah menjalani puasa Ramadan. Hal ini disebabkan karena puasa mengajarkan kontrol diri dan disiplin, yang sangat bermanfaat dalam proses mengatasi kecanduan.

Dalil Syar’I,  Allah SWT berfirman:

وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa memiliki manfaat besar yang mungkin tidak langsung disadari, termasuk dalam aspek kesehatan mental dan perilaku.

5. Puasa Meningkatkan Empati dan Kesejahteraan Sosial

Contoh Kasus:

Di berbagai negara, puasa telah terbukti meningkatkan empati terhadap kaum miskin. Misalnya, di Amerika Serikat, banyak komunitas Muslim yang mengadakan acara berbuka puasa bersama dengan tunawisma, yang memperkuat rasa solidaritas sosial dan kebahagiaan kolektif.

Dalil Syar’I,  Rasulullah ﷺ bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dengan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya ibadah individu, tetapi juga membangun kepedulian sosial yang lebih besar.

Penulis bersama UMI PIPIK (Istri alm Ust Jefri Al Bukhari) saat berkolaborasi sebagai pemateri dalam salah satu seminar di UNEJ (Universitas Jember)

Kesimpulan

Puasa dalam Islam bukan hanya ibadah fisik, tetapi juga terapi mental yang luar biasa. Dengan berpuasa, seseorang bisa:

✅ Mengurangi stres dan kecemasan

✅ Meningkatkan kontrol emosi dan kesabaran

✅ Memperbaiki suasana hati dan mengurangi risiko depresi

✅ Membantu mengatasi kecanduan dan kebiasaan buruk

✅ Meningkatkan empati dan hubungan sosial

Dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan hadis menunjukkan bahwa Islam telah menetapkan puasa sebagai sarana penyembuhan jiwa sejak dahulu kala. Dengan niat yang ikhlas dan pemahaman yang benar, puasa bukan hanya membawa pahala, tetapi juga menjadikan kita lebih sehat secara mental dan emosional.

Penulis adalah praktisi pendidikan dan dakwah dan merupakan koordinator pemberdayaan perempuan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!