Opini

Lita dan Keterwakilan Perempuan

Oleh: Moch Eksan

Namanya Lita Machfud Arifin. Seorang anggota DPR RI Periode 2024-2029 dari Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo). Istri Irjen Pol (Pur) Machfud Arifin bersama dengan 580 orang yang dilantik secara resmi menjadi anggota parlemen pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Politisi berparas cantik kelahiran Palembang, 14 Maret 1972 memperoleh suara terbanyak di internal caleg Partai NasDem, sebesar 68.456 suara. Dapil “Neraka” ini untuk pertama kalinya partai besutan Surya Paloh memperoleh kursi Selama tiga kali pemilu. Lita adalah orang pertama yang yang berhasil menduduki kursi DPR dari Dapil tersebut.

Meskipun Ketua DPW Partai NasDem ini berasal dari Dapil Surabaya-Sidoarjo, bukan berarti melulu mewakili daerah asal pemilihan. Sebab, Dapil itu sebenarnya sekadar mekanisme pemilihan saja. Sejatinya setelah terpilih, Lita adalah wakil rakyat seluruh Indonesia yang berpenduduk tak kurang dari 287 juta.

Sebuah amanah rakyat, Ketua Bidang UMKM DPP NasDem ini menjadi 1 dari 129 perempuan Indonesia yang menjadi anggota parlemen yang mewakili perempuan di tengah kebijakan afirmasi terhadap peningkatan politik perempuan.

Jujur, jumlah perempuan yang berhasil menjadi anggota parlemen pada Pemilu 2024 hanya 22,24 persen. Prosentase ini masih jauh dari 30 persen keterwakilan perempuan. Namun, Lita adalah ketua partai perempuan di antara jajaran pimpinan partai yang laki-laki di Jawa Timur.

Jadi sesungguhnya, Lita merupakan salah satu aset kepemimpinan perempuan ragional yang meruntuhkan dominasi politik patriarki. Sebab ternyata, Jatim memang unik sebagai satu-satunya wilayah terbesar di Jawa yang semua mencalonkan perempuan sebagai calon gubernur dari berbagai koalisi, baik Khofifah Indar Parawan, Tri Rismaharini maupun Luluk Nur Hamida.

Banyak pihak berharap, dengan latar belakang sebagai ibu bhayangkari yang bergerak dalam pembinaan keluarga, pendidikan, ekonomi dan sosial di berbagai daerah penugasan selama ini, menjadi bekal Lita menjadi penyambung lidah rakyat. Terutama dalam usaha mengarusutamakan gender dalam penyusunan kebijakan dan anggaran.

Dari segi gender, problem terbesar bangsa ini adalah carut marut perempuan. Semisal feminisasi kemiskinan, tingginya angka kematian ibu dan anak, gizi buruk, kekerasan terhadap perempuan, perdagangan manusia dan lain-lain. Semua masalah berkait dengan situasi dan kondisi umum perempuan Indonesia.

BPS menyebutkan angka kemiskinan Maret 2024 sebesar 9,03 persen atau setara 25,22 juta. Dan mayoritas penduduk miskin itu dari keluarga miskin dari perempuan yang single parent. Mereka yang cerai atau ditinggalkan semua yang membiayai hidup diri dan keluarga sendiri.

Kemenkes menyebutkan bahwa pada 2023, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) meningkat. Dari 4005 AKI tahun 2022 meningkat menjadi 4129 pada 2023. Sedangkan, dari 3.6 per 1000 AKB meningkat menjadi 3,8 per 1000.

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat penurunan gizi buruk. Namun masih jauh dari target 2024 mematok target sebesar 14 persen stunting. Pada tahun 2021 angka stunting 24,4 persen turun menjadi 21.6 persen pada 2022. Dan, turun menjadi 21,5 pada 2023. Pasti target 14 persen tak terpenuhi tahun ini.

Komnas Perempuan mencatat bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan mengalami penurunan dari tahun 2022 ke 2023. Sekitar 14 persen. Dari 345.031 menjadi 289.111 kasus. Memang secara kuantitatif kasusnya menurun, tapi secara kualitatif meningkat. Terutama yang berkaitan dengan kekerasan di ruang publik.

Berbagai masalah yang melilit perempuan di atas, merupakan tantangan bagi anggota parlemen perempuan untuk ikut mencari solusi yang paling efektif. Tak terkecuali bagi Lita. Dalam kasus yang berkaitan dengan kriminal, Lita sebagai Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Timur (2016-2018) dan istri perwira tinggi Polri, punya akses sangat baik untuk membantu mengadvokasi perempuan korban kekerasan dan perdagangan manusia dalam mencari dan mendapatkan keadilan.

Barangtentu di bidang lain, Lita juga mumpuni. Wabilkhusus dalam pemberdayaan UMKM yang menjadi soko guru ekonomi nasional dalam pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan penurunan pengangguran.

Untuk itu, atas nama pribadi dan Eksan Institute, mengucapkan selamat kepada Bunda Lita atas pelantikannya sebagai Anggota DPR RI Periode 2024-2029, semoga amanah, menjadi Srikandi Senayan yang menyala, serta seperti Laksamana Malahayati yang membawa kejayaan ibu pertiwi. Amien.

Penulis adalah Pendiri Eksan Institute dan Penulis Buku “9 Asketisme Kontribusi Politik Surya Paloh Dalam Merestorasi Politik di Indonesia”.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button