Opini

Lailatul Qadar dalam Perspektif Ilmiah: Misteri, Tanda-Tanda, dan Prediksi Terjadinya

Oleh: Aisyah Ajhury Al Hasani

Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۝ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3)

Dalam Islam, malam ini diyakini sebagai malam turunnya Al-Qur’an, malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana segala doa dikabulkan dan dosa-dosa diampuni. Namun, kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi? Bisakah sains memberikan gambaran ilmiah tentang fenomena ini?

Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Lailatul Qadar sering dikaitkan dengan berbagai tanda-tanda alam yang luar biasa. Beberapa hadits Rasulullah ﷺ menyebutkan tanda-tanda malam ini, di antaranya:

Udara yang Sejuk dan Damai

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ، لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ، تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَتَهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ

“Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, serta keesokan harinya matahari terbit dalam keadaan lemah dan kemerah-merahan.” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Dari perspektif ilmiah, ketenangan atmosfer yang disebutkan dalam hadits bisa dikaitkan dengan perubahan tekanan udara atau kondisi atmosfer tertentu yang jarang terjadi.

Cahaya Matahari Pagi yang Lemah

Disebutkan bahwa pada pagi harinya, matahari terbit tanpa sinar yang menyilaukan. Fenomena ini dapat dikaitkan dengan dispersi cahaya yang terjadi akibat partikel di atmosfer, mirip dengan efek cahaya redup setelah hujan atau fenomena halo di sekitar matahari.

Ketenangan dan Kedamaian yang Terasa

Banyak ulama dan umat Muslim yang merasakan ketenangan luar biasa pada malam Lailatul Qadar. Dalam kajian psikologi, hal ini bisa dikaitkan dengan efek psikologis dari peningkatan ibadah, meditasi, dan refleksi spiritual yang mendalam, yang terbukti menurunkan stres dan meningkatkan kebahagiaan.

Prediksi Kapan Terjadinya Lailatul Qadar

Dalam beberapa hadits, Rasulullah ﷺ memberikan petunjuk bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya di malam-malam ganjil:

“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam ganjil.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu alasan kuat mengapa malam ke-27 sering dianggap sebagai Lailatul Qadar adalah perhitungan linguistik dalam Surah Al-Qadr. Kata “لَيْلَةُ الْقَدْرِ” terdiri dari 9 huruf dalam bahasa Arab dan disebutkan sebanyak 3 kali dalam surah tersebut. Jika 9 dikali 3, hasilnya adalah 27, yang sering diinterpretasikan sebagai isyarat bahwa malam ke-27 adalah Lailatul Qadar.

Pendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27 berdasarkan jumlah huruf dalam frasa لَيْلَةُ الْقَدْرِ (yang terdiri dari 9 huruf) dan disebutkan 3 kali dalam Surah Al-Qadr (9 × 3 = 27) adalah sebuah analisis numerik yang banyak dikaitkan dengan ulama ahli tafsir dan linguistik Islam. Salah satu ulama yang menyinggung hal ini adalah Imam As-Suyuthi dalam karyanya yang banyak membahas aspek numerik dalam Al-Qur’an.

Namun, pendapat ini tidak berdiri sendiri. Ibnu Abbas juga lebih condong kepada malam ke-27 sebagai malam Lailatul Qadar. Dalam riwayat dari Ubay bin Ka‘ab, ia pernah berkata dengan yakin bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27, berdasarkan isyarat dalam Al-Qur’an dan pengalaman Rasulullah ﷺ.

Sebagian besar ulama tidak menjadikan metode numerik ini sebagai dalil utama, tetapi lebih sebagai salah satu indikasi tambahan yang menguatkan dugaan bahwa malam ke-27 memiliki kemungkinan besar sebagai Lailatul Qadar. Walaupun demikian, banyak ulama tetap berpegang pada prinsip bahwa malam ini bisa terjadi di malam-malam ganjil lainnya dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Selain itu, beberapa ulama memberikan pendapat tentang ciri-ciri malam ini. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya menyebutkan bahwa tanda-tanda Lailatul Qadar dapat dilihat berdasarkan hari pertama bulan Ramadhan. Berikut adalah rinciannya menurut beliau:

  1. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu → Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.
  2. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Senin → Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21.
  3. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Selasa atau Jumat → Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.
  4. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Kamis → Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.
  5. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu → Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.

Sementara itu, pendapat lain datang dari sahabat Abdullah bin Mas’ud, yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar bisa terjadi kapan saja di bulan Ramadhan, meskipun mayoritas ulama menyepakati sepuluh malam terakhir.

Dalam riwayat lain, Ibnu Mas’ud berkata:

مَنْ يَقُمِ الْحَوْلَ يُصِبْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ

“Barang siapa yang menghidupkan malam sepanjang tahun, maka ia pasti mendapatkan Lailatul Qadar.” (HR. Abdurrazzaq)

Pendapat Ibnu Mas’ud ini lebih menekankan agar umat Islam tidak hanya mencari Lailatul Qadar di malam tertentu, tetapi mengisi sepanjang Ramadhan dengan ibadah.

Penulis Bersama Keluarga & Bunyai PP Tanwirul Ulum Umbulsari Jember setelah mengisi acara Haflatul Imtihan

Selain itu, dalam sejarah Islam, ada beberapa kisah tentang orang-orang yang mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar. Salah satunya adalah kisah Al-Walid bin Al-Mughirah, seorang tokoh Quraisy yang awalnya menolak Islam. Suatu ketika, ia mendengar Rasulullah ﷺ membaca Al-Qur’an dalam shalat malamnya, dan hatinya hampir tunduk kepada kebenaran. Namun, karena keangkuhan dan tekanan sosial, ia tetap dalam kekufuran. Kisah ini menunjukkan bagaimana malam-malam Ramadhan, khususnya Lailatul Qadar, dapat memberikan dampak luar biasa kepada siapa saja yang benar-benar mencari hidayah.

Kesimpulan

Lailatul Qadar tetap menjadi rahasia Ilahi, namun Rasulullah ﷺ telah memberikan banyak petunjuk bagi umatnya untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil. Tanda-tanda yang disebutkan dalam hadits menunjukkan bahwa malam ini penuh ketenangan, kesejukan, dan cahaya matahari yang berbeda dari biasanya.

Sebagai umat Islam, yang terpenting bukanlah sekadar mengetahui kapan Lailatul Qadar terjadi, tetapi bagaimana kita mengisi malam-malam Ramadhan dengan ibadah, doa, dan taubat, sehingga kita benar-benar mendapatkan keberkahan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini.

 Penulis adalah Praktisi Pendidikan dan Dakwah serta Koordinator Pemberdayaan Perempuan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
error: Content is protected !!