H Marsuki, Sosok Politisi dengan Pengabdian Tanpa Batas
Sebuah Renungan untuk Hari Ulang Tahun H Marsuki Abd. Gofur yang ke-64
H Marsuki Abd. Gofur, SE., nama lengkapnya. Hari ini, Rabu tangal 14 Juni 2023 adalah hari yang istimewa bagi Abah Marsuki, sapaan akrabnya. Pasalnya, di tanggal ini 64 tahun lalu, Abah Marsuki lahir ke dunia.
Sejak lahir ia tinggal di Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember, bukan karena permintaannya tapi karena orang tuanya tinggal di situ. Di desa inilah hingga kini Abah Marsuki bertempat tinggal.
Walaupun Desa Paleran cukup jauh dari kota Jember, namun Marsuki kecil tak berkecil hati. Meski keadaan ekonomi orang tuanya cukup sederhana, namun ia tumbuh sebagai anak tedidik. Bahkan ia kuliah hingga akhirnya menyandang gelar Sarjana Ekonomi.
Ternyata naluri bisnis Abah Marsuki cukup tajam. Meski di awal-awal kehidupan rumah tangganya, ia terseok-seok tapi akhirnya berhasil membangun fondasi ekonom cukup kuat. Saat ini ia menjadi petani tebu yang cukup sukses. Tidak hanya bergerak di dunia pertebuan, ia juga berhasil merintis berdirinya beberapa koperasi.
“Karena koperasi itu merupakan penyangga ekonomi rakyat,” ujarnya di Jember, Rabu (14/6/2023).
Meskipun sukses di bidang ekonomi, namun ia tetap aktif di NU, bahkan sejak remaja. Abah Marsuki pernah menjadi bendahara MWCNU Umbulsari, Ketua LPNU Kencong, hingga akhirnya menjadi Wakil Ketua PCNU Kencong.
Sukses Ekonomi, Abah Marsuki Terjun ke Politik
Sesungguhnya, kondisi ekonomi Abah Marsuki sudah mapan, bahkan sangat mapan. Namun langkah dia tidak cukup sampai di situ: ia memilih terjun ke politik. Baginya, politik bukan semata-mata soal kekuasaan, tapi juga soal pengabdian kepada bangsa dan negara.
Di dunia politik, Abah Marsuki memiliki jalan sejarah yang cukup panjang. Di awal-awal pendirian PKB, Abah Marsuki cukup aktif menggerakkan massa di Jember bagian barat untuk mendukung partai besutan Gus Dur itu.
Ketika PKB pecah, dan pecahannya sebagian menjadi PKNU, atas tawaran KH Luthfi Baihaqi (Ketua PKNU Jember ketika itu), ia berkenan menjadi bendahara. Bahkan, saat PKNU mengikuti pilihan legislatif pertama, ia terpilih sebagai anggota legislatif, dan menjadi Wakil Ketua DPRD Jember.
Setelah PKNU bubar, ia kembali fokus kepada dunianya: dunia pertebuan. Namun selama itu semangat politik Abah Marsuki tak pernah redup. Sebab, ia masih aktif menggerakkan massa untuk memenangkan PKB lantaran salah satu anaknya menjadi Caleg PKB, dan akhirnya sukses.
Seiring perjalanan waktu, Surya Paloh kemudian mendeklarasikan Partai NasDem. Setelah beberapa tahun partai ini berdiri, Abah Marsuki ditunjuk untuk menahkodai Partai NasDem Kabupaten Jember. Baginya, jabatan tersebut adalah amanah, dan karenanya ia betul-betul all out mengurus partai.
Tak Setengah-setengah Mengurus Partai
Kesungguhan Abah Marsuki memimpin Partai Jember akhirnya terbayar lunas dalam Pileg 2019. Saat itu Partai NasDem Jember berhasil meraup 8 kursi DPRD Jember, 2 kursi di DPRD Pripsi Jawa Timur dan DPR RI. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan.
“Alhamdulillah, saat ini Partai NasDem Jember dapat jatah 1 kursi di pimpinan dewan,” lanjutnya.
Abah Marsuki adalah sosok politisi yang tak setengah-sengah dalam bekerja. Bersama jajaran pengurus, ia tak pernah berhenti berusaha agar Partai NasDem menjadi nomor satu di Jember. Baginya, politik adalah pengabdian. Meski tak bisa dipungkiri bahwa politik terkadang terkontaminasi oleh noda karena ulah oknumnya.
“Politik, tergantung orang yang memanfaatkan. Jika untuk kebaikan ya baik dan bermanfaat,” ungkapnya.
Politik telah menjadi pilihan hidup Abah Marsuki. Baginya, politik harus diisi orang-orang yang baik agar politik berjalan ke arah yang baik. Ladang politik juga sangat luas untuk pengabdian. Dan ia telah bertekad untuk terus berjuang demi kebaikan di lahan politik.
Abah Marsuki tidak hanya sukses memimpin Partai NasDem Jember. Tapi juga berhasil menjadi presiden rumah tangga yang baik. Saat ini ia memiliki 3 orang anak. Yang pertama menjadi anggota DPRD Jawa Timur, kedua menjadi Wakil Ketua DPRD Jember, dan yang ketiga mengelola usaha keluarga.
Usia boleh senja, namun semangat Abah Marsuki untuk mengabdi tak pernah surut. Sebab, baginya politik tak mengenal usia. Selama diniati dengan tulus untuk kebaikan, politik adalah bongkahan barokah yang mesti dirawat.
Ya, Abah Marsuki, sosok politisi dengan pengabdian tanpa batas. Alfun mubaarok lakum (Aryudi AR).