Kiai Muhaimin, Ketua Umum AHSAN yang Berlatar Belakang Pendidik dan Muballigh sekaligus Politisi

Jember, Portal Jawa Timur – Dr. KH. Suhermin Abdul Muhaimin, S. Pd., M. Pd., nama lengkapnya. Sosok ini berlatar belakang cukup komplet: santri, dosen, mubaligh sekaligus politisi. Kemampuan bahasa Inggrisnya sangat mumpuni. Dan itulah yang mengantarkannya bisa mengunjungi sejumlah negara untuk sebuah tugas.
Baca Juga: Dr. KH. Suhermin A. Muhaimin Nahkoda Baru AHSAN, Gantikan H. Slamet Sulistiyono
Bahkan ketika menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Kiai Muhaimin, sapaan akrabnya, selalu berada di depan sebagai jubir saat kunjungan ke luar negeri.
Baca Juga: Pesantren MHI Bangsalsari Titik Akhir Turba Ahsan Ramadan 1444 H.
“Itu dulu saat saya menjadi angora Fraksi PPP DPRD Prov. Jatim,” ujarnya di Jember, Ahad (12/4/2025).
Itu dulu, kini Kiai Muhaimin sudah meninggalkan panggung politik dan kembali ke habitatnya sebagai pendidik dan mubaligh.
Selain pernah mengajar di Universitas Islam Jember (UIJ) dan IKIP PGRI Jember, ia kerap kali memenuhi undangan masyarakat untuk mengisi pengajian baik di Jember maupun di luar Jember. Dan satu lagi tugas baru yang ia emban: Ketua Umum Asosiasi Harokah Santri Nasional (AHSAN).
“Itu amanah yang harus saya laksanakan sebaik mungkin,” jelasnya.
Kiai Muhaimin lahir di sebuah desa kecil di ujung barat Kabupaten Jember, 59 tahun lalu. Desa tersebut bernama Yosorati Kecamatan Sumberbaru. Dari sisi geografis, tanah kelahiran Kiai Muhaimin berdempetan dengan wilayah Kabupaten Lumajang. Karena itu, tak heran jika pendidikannya banyak ditempuh di kabupaten Lumajang, kecuali SD nya di SDN Yosorati 1 Sumberbaru Kabupaten Jember. Sedangkan pendidikan selanjutnya di SMPN 1 Jatiroto, SMAN 1 Lumajang hingga perguruan tinggi, yakni STKIP Lumajang, IKIP PGRI Jember.
“Pendidikan berikutnya saya tempuh di luar Jember,” terangnya.
Namun Kiai Muhaimin tidak melulu menempuh pendidikan umum. Kurang lengkap rasanya jika orang desa tidak pernah jadi santri. Maka orang tua Muhaimin memasukkannya ke Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Lumajang yang diasuh Kiai Zuhri.
“Jadi ceritanya, saat itu saya sekolah di SMAN 1 Lumajang sambil mondok,” tambah Kiai Muhaimin.
Kiai Muhaimin adalah sosok yang cinta ilmu. Walaupun dia bukan PNS yang biasanya butuh gelar untuk mengejar pangkat, namun ia selalu semangat untuk menimba ilmu.
Kiai Muhaimin menempuh pendidikan S-2 Program Pascasarjana di Universitas Kanjuruhan Malang mengambil Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (lulus 2008). Belum puas, ia melanjutkan ke program doctoral (S3) di Universitas Islam Nusantara Bandung, memilih Program Studi Manajemen Pendidikan (lulus 2014).
“Bagi saya mencari ilmu itu bukan karena mengejar golongan (pangkat), tapi adalah kewajiban, dan juga sebagai bekal hidup,” urainya.
Kini, Kiai Muhaimin punya jabatan baru: Ketua Umum AHSAN. Ia terpilih secara aklamasi untuk menggantikan Ketua Umum AHSAN sebelumnya, H Slamet Sulistiyono.
Bukan tanpa alasan anggota dan pengurus AHSAN memilih Kiai Muhaimin untuk memimpin AHSAN 4 tahun ke depan. Latar belakang kesantriannya ditambah dengan jenjang pendidikannya serta pengalamannya sebagai anggota parlemen Jawa Timur, membuat anggota dan pengurus AHSAN tak punya pilihan lain kecuali dia.
“Saya juga kaget, dan tidak berharap tapi kok tiba-tiba nama saya diusulKan dan disepakAti menjadi Ketua AHSAN” jelasnya.
Kendati tidak berharap namun Kiai Muhaimin berkomitmen untuk melaksanakan amanah tersebut sebaik mungkin. Setidaknya, ia punya angan-angan untuk memberdayakan santri tanpa harus kehilangan identitas kesantriannya.
“Sekarang jamannya digital, santri tidak boleh alergi dengan itu. Nanti ada juga pelatihan peningkatan ekonomi santri berbasis digital dan sebagainya,” pungkansya (Jbr-1AAR).