Cak Toni: Wong Lumajang Jadi Legislator Jember, Raih Suara Terbanyak di NasDem
Jember, Portal Jawa Timur – Khurul Fatoni. Sosok yang biasa disapa Cak Toni ini termasuk satu di antara 50 anggota DPRD Jember yang dilantik pada 21 Agustus 2024 lalu.
Tidak banyak yang tahu bahwa Cak Toni sesungguhnya bukan warga Jember, tapi dia adalah wong Lumajang, tepatnya Yosowilangun. Ia lahir dan besar di Lumajang, dan sampai saat ini masih ber-KTP Lumajang.
Baca Juga: Inilah Nama-nama Peraih Kursi Partai NasDem Jember : 4 Petahana, 2 Pendatang Baru
“Saya satu-satunya legislator Jember yang warga luar Jember. Dan itu boleh. Nyaleg di mana saja tidak masalah. Yang penting tinggal di wilayah NKRI,” ucapnya di gedung DPRD Jember, Selasa (3/9/2024).
Baca Juga: NasDem Jember Raih 6 Kursi, Patut Disyukuri Meski Tak Sesuai Ekspektasi
Cak Toni Lahir di Lumajang 56 tahun lalu, tepatnya tanggal 9 Desember 1968. Cak Toni menempuh pendidikan SD, SMP, dan perguruan tinggi di Lumajang. Ia meraih gelar S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Jenderal Soedirman Lumajang.
“Tapi saya nyaleg kemaren pakai ijazah SMK 5 PGRI Kencong. Jadi SMA saya di Kencong,” lanjutnya.
Terinspirasi Bupati Hendy
Cak Toni mengaku tak pernah berpikir untuk menjadi legislator. Ia sudah merasa nyaman dengan profesinya sebagai jurnalis. Saat Pileg dan Pilkada digelar sekian tahun lalu, Cak Toni juga berkeliling hanya untuk memantau, dan kadang-kadang membuat tulisan investigasi. Tapi tidak pernah punya keinginan untuk nyaleg.
Suatu ketika, Cak Toni berkomunikasi dengan Bupati Jember Hendy Siswanto. Dalam percakapan yang kesekian kalinya, Bupati Hendy mendorong Cak Toni agar nyaleg sambil membeberkan sejumlah alasan. Kata-kata Bupati Hendy menjadi inspirasi bagi Cak Toni untuk nyaleg.
“Singkat cerita, saya tertarik dengan politik. Saya pun minta restu ibu (mertua), dan beliau mengijinkan. Akhirnya bismillah, saya putuskan mau nyaleg,” kenangnya.
Meski Cak Toni tinggal di Lumajang, namun ia memilih nyaleg di Jember lewat Partai NasDem. Pertimbangannya, keluarga besar Cak Toni dari sang ayah banyak yang tinggal di Desa Keting Kecamatan Kencong, di samping juga banyak koleganya di Dapil 6 lantaran SMK-nya di Kencong.
“Kalau saya nyaleg di Lumajang, gak enak karena banyak teman dan saudara yang juga nyaleg di Dapil 2 (Lumajang), bahkan Ketua DPRD Lumajang yang sekarang itu teman saya,” urainya.
Raih Suara Terbanyak
Namun Cak Toni mengakui bahwa nyaleg di Jember, khususnya Dapil 6 tidaklah gampang. Pasalnya, di situ sudah ada caleg dari Partai NasDem juga, Retno Asih Juwita Sari. Retno di samping caleg petahana, juga sosok politisi yang tajir.
Tapi Cak Toni bukan jenis politisi yang kecil nyali. Ia terjun ke Dapil 6 Jember dengan gagah dan keyakinan yang tinggi. Baginya tak masalah nyaleg di tempat lain yang jauh dari keluarga. Bahkan istri dan anak-anak Cak Toni sendiri tak bisa memilih dirinya karena keluarga besarnya tinggal di Lumajang.
“Mungkin satu-satunya legislator di Jember yang tidak dipilih oleh anak dan istrinya, bahkan caleg-nya adalah saya,” jelasnya.
Cak Toni lalu membentuk jaringan Relawan Cak Toni, biasa disingkat RCTI. RCTI diawali dibentuk di Kecamatan Puger dan berlanjut ke kecamatan-kecamatan di Dapil 6.
Cak Toni serius, tak main-main untuk urusan ini. Bahkan sejak setahun sebelum Pileg digelar, ia sudah sosialisasi. Di benaknya tak pernah terlintas untuk mengalahkan Retno, sang petahana. Justru ia bertekad harus dapat suara sebanyak-banyaknya agar Dapil 6 Jember, Partai NasDem meraup 2 kursi. Namun takdir berkata lain, Dapil 6 hanya mampu menghasilkan 1 kursi, dan itupun untuk Cak Toni.
“Karena suara saya terbanyak di Dapil 6, maka otomatis saya yang terpilih,” kata Cak Toni.
Kegigihan dan perjuangan yang tak kenal lelah dari Cak Toni telah mengantarkannya berkantor di gedung DPRD Jember. Hebatnya, suara yang diraih Cak Toni yang notabene pendatang baru justru terbanyak di antara caleg terpilih Partai NasDem, yakni 14.168 suara. Angka ini terbanyak kedua di antara 25 caleg terpilih pendatang baru.
“Alhamdulillah, ini berkat perjuangan teman-teman juga, relawan, sahabat dan sanak famili semuanya. Terima kasih yang setinggi-tingginya,” jelasnya.
Cak Toni mengaku belum punya gambaran dan tugas-tugasnya di Dewan. Yang pasti, katanya, saat dirinya terpilih menjadi legislator maka ia adalah wakil rakyat yang salah satu kewajibannya adalah menyerap dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Bagi Cak Toni, yang penting dirinya bisa menebar manfaat yang sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. Sebab tanpa manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat, apalah artinya jadi anggota Dewan yang konon jabatan yang mentereng.
“Untuk itu Komisi D mungkin cocok bagi saya, tapi semua terserah partai. Sami’na wa atho’na (Jbr-1/AAR).