Yakin Tukang Jahit Masih Eksis, BLKK Nurussalam Ambulu Jember Pilih Kejuruan Desain Mode dan Tekstil
Jember, Portal Jawa Timur – Dewasa ini model dan macam-macam pakaian tersedia cukup banyak. Mau berbelanja pakaian model apapun tak sulit didapat. Ini seiring dengan menjamurnya toko-toko pakaian baik yang tradisional maupun modern, belum lagi pakaian yang disediakan oleh toko online. Semuanya bisa didapat dengan mudah, tanpa repot-repot ke tukang jahit.
Namun Pengurus Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Nurussalam, tak ambil peduli dengan kenyataan tersebut. Mereka yakin masyarakat masih membutuhkan tukang jahit untuk memenuhi kebutuhan pakaiannya, lebih-lebih di masyarakat perdesaan.
“Karena itu, kami memilih kejuruan Desain Mode dan Tekstil,” ujar pengelola BLKK Nurussalam, Muhammad Ali Mahrus di Jember, Senin (22/5/2023).
Baca Juga:Tiga Alasan BLKK Pondok Pesantren Bustanul Ulum AWS Mlokorejo Jember Pilih Kejuruan Teknis Las
BLKK Nurussalam terletak di Pondok Pesantren Nurussalam Dusun Krajan Lor Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Jawa Timur. Desa ini terletak 32 kilomer ke arah selatan dari Alun-alun Jember. BLKK ini tak terlalu jauh dari wanawisata yang cukup terkenal, Watu Ulo dan Papuma, yakni hanya beberapa kilometer ke arah selatan dari Desa Sumberejo.
Baca Juga: Resmikan BLKK Darul Falah, H Nur Yasin : Saya Tetap Komitmen Bantu Pesantren
BLKK ini merupakan bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker RI) tahun anggaran 2022, yang difasilitasi oleh anggota Komisi IX DPR RI, H Nur Yasin. Hingga tahun 2022, Bendahara Umum DPP PKB ini telah memfasilitasi berdirinya 19 BLKK yang sebagian banyak tersebar di Jember, dan sebagian di Lumajang dan Kota Probolinggo.
Menurut Ustadz Mahrus, BLKK yang mengambil kejuruan Desain Mode dan Tekstil ini, tentu akan banyak memberikan manfaat, khususnya dalam membekali santri dan masyarakat sekitar dengan keterampilan menjahit. Katanya, keterampilan menjahit tak akan pernah basi, sampai kapanpun tetap dibutuhkan, baik oleh masyarakat kota maupun perdesaan.
“Jadi alumni pelatihan BLKK langsung bisa memanfaatkan ilmunya, bisa mandiri di masyarakat kelak,” urainya.
Walaupun demikian, Ustadz Mahrus mengaku bahwa persaingan memang cukup ketat, terutama dengan produk-produk yang sudah tersedia di toko-toko offline maupun online. Apalagi kecenderungan masyarakat saat ini mengarah kepada hal-hal yang praktis, termasuk dalam berbelanja pakaian.
“Beli langsung bisa dipakai, gitu. Kalau menjahit ‘kan masih lama selesainya,” ungkapnya.
Karena itu, Ustadz Mahrus berharap agar para santri yang sudah (kelak) sudah mahir menjahit, perlu terus mengikuti perkembangan zaman khususnya terkait dengan mode-mode pakaian. Tujuannya agar santri bisa memenuhi permintaan masyarakat dalam segala pesanan mode.
“Jadi jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengikuti perkembangan mode,” urainya.
Ustadz Mahrus menambahkan, BLKK Nurussalam akan melaksanakan 4 kali pelatihan yang kesemuanya dibiayai oleh Kemenaker RI. Setiap pelatihan diberi kuota 16 orang. Diharapkan, alumni pelatihan benar-benar mampu menjahit dan kelak menjadi bekal saat menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
“Insyaallah BLKK ini akan tetap kami manfaatkan untuk membekali skill santri. dan dari sini (BLKK) kelak lahir santri yang tak cuma bisa mengaji tapi juga siap mandiri. Untuk itu, tak lupa juga kami sampaikan terima kasih untuk Pak Haji Nur Yasin,” ungkapnya.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Nurussalam, KH Ali Muthohar Mu’thi mengatakan, hadirnya BLKK di pesantren mendorong kemandirian santri. Diakuinya, selama ini santri sebenarnya sudah mandiri saat terjun di masyarakat. Sebab, santri bekerja apa saja bisa, dan nyatanya secara ekonomi santri bisa mandiri selain tetap mengabdikan dirinya dalam membimbing masyarakat.
“Tapi jika santri memiliki keterampilan khusus, tentu lebih sempurna, dan itulah santri masa depan,” jelasnya (Aryudi AR).
*) Tulisan ini adalah bagian keenam belas dari 19 tulisan tentang BLKK yang difasilitasi oleh anggota FKB DPR RI, Ir H Nur Yasin.