Politik

Ingin Membantu Kemajuan Pesantren, H Achmad Sudiyono Mantap Maju di Pilkada Jember

"Guru ngaji dikasih insentif Rp5 juta setahun, saya kira sangat wajar, dan APBD Jember saya yakin mampu”

Jember,  Portal Jawa Timur – Keinginan kuat H Achmad Sudiyono untuk membantu kemajuan pondok pesantren dan para guru ngaji, membuatnya semakin mantap untuk  maju dalam kontestasi pilkada Jember 2024. Sebab, dengan menjadi pemimpin Jember, semakin lempang jalannya untuk membantu masyarakat dengan ketersediaan anggaran yang memadai.

Baca Juga: Soal Rekom Partai, H Achmad Sudiyono: Jangan Tanya Komitmen, Itu Sudah Ada Dalam Benak Saya

“Saya punya pengalaman di birokrasi, saya ingin pengalaman itu diabdikan untuk membantu pondok pesantren, guru ngaji, dhuafa dan lain-lain,” ujarnya kepada sejumlah wartawan usai mengembalikan formulir berkas pendaftaran Cabub-Cawabub Jember di Kantor DPC PDI Perjuangan Jember, Rabu (15/5/2024).

Baca Juga: Di Hadapan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo, H Achmad Sudiyono Pastikan Ikut Bertarung di Pilkada Jember

H Achmad menyatakan bersyukur hingga saat ini dirinya masih dianugerahi kesehatan oleh Allah, sehingga pengalaman dalam meniti birokrasi selama sekian tahun bisa dijadikan modal untuk membangun Jember.

“Dan kami berharap Jember ke depan bisa lebih baik lagi,” tambahnya.

H Achmad mengawali karirnya sebagai guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Dalam perkembangannya, ia dipercaya menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Disperindag dan ESDM Kabupaten Jember.

Khusus untuk pesantren dan guru ngaji, H Achmad mempunyai perhatian khusus. Sebab dua hal ini merupakan sumber mengalirnya akhlaq bagi generasi muda. Karena itu, katanya, pesantren perlu dialokasikan anggaran yang cukup. Demikian juga, guru ngaji. merekalah penyemai bibit-bibit keimanan yang kemudian menjadi fondasi akhlaq bagi kehidupan  manusia.

“Kalau guru ngaji, setahun dikasih insentif Rp5 juta, saya kira masih sangat wajar, dan APBD Jember saya kira mampu,” ucapnya.

Kendati begitu, H Achmad yakin guru ngaji tidak pernah menuntut insentif. Sebab, mereka adalah sosok-sosok yang ikhlas dalam mengajar Al-Qur’an. Mereka hanya mengharap ridlo Allah karena mengajar ngaji selalu mengalirkan air bening pahala yang tiada putus dari anak-anak yang didiknya.

“Meski mereka tak menuntut (insentif), tapi kita juga wajib menghargai mereka,” tambahnya.

Tentu saja bukan hanya pondok pesantren dan guru ngaji yang menjadi perhatian H Achmad, namun juga bidang lain mesti digarap yang ujung-ujungnya demi kemakmuran masyarakat Jember. Soal pendidikan dia oke, soal perindustrian dan perdagangan juga paham.

“Sekali lagi saya ingin mengabdikan ilmu dan pengalaman birokrasi saya untuk kemakmuran masyarakat Jember,” pungkanya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button