Politik

H Achmad Sudiyono: Cabup Jember, Gus Fawait Tak Pernah Menuduh PKI kepada Siapapun!

Jember,  Portal Jawa Timur – Dalam beberapa hari terakhir ini, isu PKI terus menggelinding, menghiasi media sosial dan menjadi tema hangat perbincangan publik di Kabupaten Jember. Ini menyusul pidato Cabub Jember Muhammad Fawait yang menyinggung soal PKI saat  menghadiri Refleksi Hari Santri 2024 di  Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, belum lama ini.

Baca Juga: Dengan Cara Ini, Gus Fawait Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi di Jember

Menurut penasehat tim pemenangan Cabup-Cawabup Jember nomor urut 2, Gus Fawait-Djoko Susanto, H Achmad Sudiyono saat itu Gus Fawait memang menyinggung soal PKI. Inti dari pidato Gus Fawait adalah bahwa ada upaya besar yang ingin menjegal santri  untuk memimpin Jember dengan menebar hoaks, mengolok-olok, memfitnah, dan menebar berita-berita keji.

Baca Juga: Dikawal 17 Pimpinan Parpol, Pasangan Gus Fawait-Djoko Susanto Daftar ke KPUD Jember

Menurut Gus Fawait, kata H Achmad, pola-pola seperti itu kayaknya sama dengan cara PKI dalam menghabisi  para ulama, kiai, dan santri.

“Inti pidatonya hanya itu. Saya termasuk yang hadir mendampingi beliau waktu itu. Dan coba kita putar videonya secara utuh, tak secuil katapun  yang keluar dari bibir Gus Fawait menuduh orang lain PKI. Sekali lagi, Cabub Jember, Gus Fawait tak pernah menuduh PKI kepada siapapun!” urai H Achmad di Jember, Ahad (3/11/2024).

H Achmad menambahkan, Gus Fawait mengungkap hal tersebut untuk mengingatkan masyarakat agar mewaspadai cara-cara keji untuk menghancurkan seseorang yang tengah berjuang meraih mimpinya. Katanya, siapapun tahu bahwa PKI sangat licik dan licin dalam menghancurkan musuh-musuhnya, termasuk dengan cara mengadu domba.

“Gus Fawait ingin mengingatkan itu agar kita tidak lengah,” jelasnya.

H Achmad mengungkapkan bahwa berbicara soal PKI tidak pernah basi dan selalu update.  Sebab, meskipun PKI sudah bubar namun sebagai sebuah ideologi, komunis tak akan pernah lenyap dari bumi Nusantara. Oleh karena itu, setiap tanggal 31 September bangsa Indonesia memperingati peristiwa G30S/PKI.

“Santri dan ulama juga banyak yang menjadi korban kebiadaban PKI,” ucapnya.

Namun sayangnya, pidato Gus Fawait yang menyinggung PKI, menguap dan angin politik membawanya dalam tafsir yang salah: Gus Fawait dituding menuduh pihak lain sebagai PKI. Menuduh tanpa ada konfirmasi apapun. Dan tiba-tiba beredar flyer “Jih Hendy & Gus Firjaun adalah PKI” dengan background Foto Gus Fawait-Djoko Susanto.

“Opini dibuat seakan-akan Gus Fawait bilang bahwa lawan politiknya adalah PKI, itu keliru besar. Gus Fawait adalah santri, tidak mungkin menuduh kompetitornya, yang di situ ada Gus Firjaun sebagai PKI. Tidak mungkin. Gus Fawait tahu persis bagaimana memuliakan kiai,” katanya.

H Achmad mengingatkan bahwa Islam mengajarkan tabayyun (konfirmasi) sebelum menerima dan menyebarkan informasi. Ia lalu mengutip firman Allah: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman, Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”

“Saya kira itu pegangan kita dalam menerima informasi dari orang lain,” ujarnya.

Teliti sangat penting dalam menerima suatu berita. Kata H Achmad, di zaman ini informasi begitu mudah didapat melalui media sosial dan  elektronik, sehingga perlu hati-hati dalam menerima informasi.

“Jangan  mudah menyimpulkan, atau apalagi menghakimi sesuatu terlalu dini sebelum ada konfirmasi kepada narasumber,” pungkasnya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button