Bertani Cabe Jamu, Pekerjaan Sampingan tapi Hasilnya Menggiurkan
Jember, Portal Jawa Timur – Bertani cabe jamu, kalaulah dianggap pekerjaan sampingan bisa saja, namun hasilnya cukup menggiurkan. Sebab, cuan yang bisa dihasilkan dari budi daya cabe jamu tidak bisa dianggap sepele. Faktanya tidak sedikit petani yang berjaya justru karena berbudi daya tanaman bahan campuran jamu itu.
“Pasarnya cukup bagus,” ujar Ketua Asosiasi Petani Cabe Jamu Indonesia (APCJI) Abu Darin di Jember, Kamis (4/4/2024).
Baca Juga: Kisah Abu Darin Bertani Vanili, Sedikit Demi Sedikit Lama-lama Menjadi Bukit
Menurut pria asal Wuluhan Jember itu, saat ini cabe jamu sudah menjadi komoditas ekspor, di antaranya ke Vietnam. Harganya di dalam negeri mencapai Rp30 – Rp50 ribu/kilogram. Setiap 15 hari, cabe jamu bisa dipanen sehingga petani cabe jamu bisa mendapatkan hasil setiap dua pekan sekali.
“Ini luar bisa. Kalau kita menanam padi, panennya masih menunggu tiga bulan, tapi yang ini (cabe jamu) setiap setengah bulan bisa panen,” jelasnya.
Baca Juga: PFPVI Panen Perdana Vanili di Real Estate Karanganyar Ambulu Jember
Cabe jamu dalam bahasa ilmiahnya disebut piper retrofractum vahl. Cabai yang satu ini dimanfaatkan untuk membuat ramuan jamu dan perasa pedas dalam masakan di Indonesia sejak jaman kuno.
Cabe jamu bisa tumbuh pada ketinggian maksimum 600 meter di atas permukaan laut (dpl). Jember sendiri berada di ketinggian 0–3.300 meter dpl. Sebagian besar wilayah ini berada pada ketinggian antara 100 hingga 500 meter dpl. sehingga sangat cocok untuk berbudi daya cabe jamu.
“Cabe jamu bisa ditanam di tanah yang tidak produktif,” jelasnya.
Abu Darin tidak hanya berteori tapi juga berhasil membimbing sejumlah mahasiswa Fakultas MIPA Univesitas Jember untuk menanam cabe jamu di lorong-lorong Dusun Curahlele Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, Februari 2019 silam. Saat itu, lorong-lorong di dusun tersebut disulap menjadi hutan cabe jamu. Tentu, ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar Dusun Curahlele.
“Sebagai Ketua APCJI, saya punya tanggung jawab moral untuk terus mensosialisasikan tanaman cabe jamu karena nyatanya cukup menghasilkan,” pungkasnya (Jbr-1/AAR).