News

Sekretaris OPOP Jember, Imam Bukhori:  Koperasi Melatih Kemandirian Pesantren Sekaligus Mengasah Naluri Bisnis Santri

Jangan Menunggu Peluang untuk Mendirikan Koperasi, tapi Koperasi Mesti Menciptakan Peluang

Jember,  Portal Jawa Timur – One Pesantren One Product (OPOP) Jember mendorong pondok pesantren agar memiliki koperasi. Sebab koperasi melatih kemandirian pesantren sekaligus mengasah naluri bisnis santri. Namun kenyataannya, pondok pesantren yang mempunyai koperasi masih sedikit.

Koperasi melatih kemandirian pesantren sekaligus mengasah naluri bisnis santri, itu jelas. Menurut Sekretaris  OPOP Jember, Ustadz Imam Bukhari, jumlah pondok pesantren di Jember cukup banyak. Katanya, berdasarkan data di Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember jumlah pondok pesantren di kota suwar-suwir yang mempunyai santri di atas 500 orang sebanyak 652. Dari jumlah itu, 199 di antaranya sudah berbadan hukum, 58 pesantren dari jumlah ini menjadi anggota OPOP.

Baca Juga: Imam Bukhori, Santripreneur yang Didapuk Jadi Sekretaris OPOP Kabupaten Jember

“58 pesantren yang bergabung dengan OPOP itu jelas mempunyai koppontren (koperasi pondok pesantren), dan itu aktif,” ungkapnya usai menjadi narasumber dalam diskusi publik Memaknai Hari Koperasi yang disiarkan langsung di di studio RRI Jember, Senin (10/7/2023).

Baca Juga: Bupati Jember Berkomitmen UMKM Naik Kelas Sekaligus Jaga Inflasi

Owner Kopi BIKLA itu mengetuk kesadaran pengelola pesantren agar bisa menghidupkan kembali koperasinya yang sudah mati suri. Sebab semakin banyak pondok pesantren yang mempunyai koperasi dan aktif melakukan kegiatan perkoperasian, maka semakin banyak manfaatnya bagi umat.

“Jangan semangat mendirikan koperasi di momen-momen tertentu, pas lagi ada peluang. Jangan, itu mindset yang keliru. Jangan menunggu peluang, justru koperasi mesti menciptakan peluang,” urainya.

Ia menambahkan, fasilitas yang diberikan oleh OPOP Jawa Timur harus dimanfaatkan dengan baik oleh pondok pesantren. Sebab OPOP tidak sekadar memberikan bimbingan terhadap produk pesantren tapi juga ikut memasarkan melalui jaringan-jaringan yang ada.

“Terpenting one pesantren one product, setiap pesantren satu produk, harus digalakkan. Jika itu terjadi, ekonomi umat akan bangkit,” urainya.

Sedangkan narasumber lain, Ketua Koperasi Sayyidah Khodijah Ratu, Lora Fadil Haryanto mendorong pemerintah turut membantu berdirinya OPOP Mart sebagai salah satu tempat pemasaran produk pesantren. Sebab bagaimanapun pemasaran offline juga sangat perlu.

“Ini PR untuk kita semua dan Pemkab Jember dalam hal ini Dinas Koperasi agar bersama-sama mendukung itu guna melariskan produk OPOP dan lainnya baik secara online maupun offline,” jelasnya

Diskusi yang mengusung tema Produk Pesantren dan Badan Hukum Ekonomi Pesantren itu juga dinarasumberi oleh  Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember Sartini melalui saluran telepon (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button