Imam Bukhori, Santripreneur yang Didapuk Jadi Sekretaris OPOP Kabupaten Jember
Jember, Portal Jawa Timur – Imam Bukhori, namanya. Alumnus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo ini tergolong santripreneur. Usaha produksi kopi yang dirintisnya sejak sekian tahun yang lalu, kini membuahkan hasil. Kini kopi dengan merk Bikla ada di mana-mana.
Ia adalah sosok santri yang tidak mudah putus asa. Usaha merintis kopi Bikla, setapak demi setapak dilalui dengan segala dinamikanya. Bangun, jatuh, dan bangun lagi adalah catatan lika-liku perjuangan dalam membangun usaha kopinya. Dan akhirnya sukses. Bahkan Bikla termasuk salah satu produk andalan Jawa Timur yang keluar dari ‘rahim’ One Pesantren dan One Product (OPOP).
BACA JUGA : Berdayakan Petani Kopi, Alumni Sukorejo Situbondo Rintis Kopi BIKLA
Kini tugasnya bertambah. Ustadz Bukhori, sapaan akrabnya, ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Jember sebagai Sekretaris Tim Penguatan dan Pengembanan Program One Pesantren dan One Product (OPOP) Kabupaten Jember.
Sekadar diketahui, OPOP merupakan program unggulan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk memberdayakan pondok pesantren. Intinya Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong dan memfasilitasi pondok pesantren di seluruh Jawa Timur agar memiliki setidaknya satu produk ekonomi.
BACA JUGA : Penjajah Incar Kopi, Kini Santri di Jember Melestarikannya
Di susunan Tim Penguatan dan Pengembanan Program One Pesantren dan One Product (OPOP) Kabupaten Jember tahun 2023-2024, Bupati Jember Hendy Siswanto tercantum sebagai pembina, Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Jember Arief Tyahyono sebagai ketua, dan ketua harian dijabat oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jember Sartini.
Menurut Ustadz Bukhori, jabatan yang diembannya adalah suatu amanah yang mesti dilaksanakan dengan baik. Katanya, jabatan apapun sesungguhnya adalah ladang pengabdian.
“Semoga barokah dan saya bersama tim bisa memajukan pondok pesantren khususnya dalam bidang pengembangan ekonomi,” jelasnya di kediamannya, Ahad (25/3/2023).
Pengasuh Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah Al-Hasany Bangsalsari ini menambahkan, sejatinya potensi ekonomi di pesantren cukup besar, baik pasar maupun Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Meskipun potensial tapi masih perlu sentuhan agar pesantren bisa lebih berdaya guna secara ekonomi.
“Di OPOP ini akan kita bina dan kita fasilitasi produk-produk unggulan pesantren agar bisa berkembang lebih baik,” urainya.
Salah satu kendala pesantren, lanjutnya, adalah kebanyakan tidak memiliki Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP) yang itu merupakan persyaratan untuk bergabung dengan OPOP. NSPP bisa didapat melalui online.
“Akan kami fasilitasi pesantren untuk dapat NSPP,” pungkasnya (Aryudi AR).