Revolusi Peran Perempuan: Perspektif Sejarah Islam dan Implikasinya di Masyarakat Modern
Oleh : Aisyah Ajhury Al Hasani
Peran perempuan dalam masyarakat telah mengalami transformasi besar sepanjang sejarah, termasuk dalam konteks peradaban Islam. Dari zaman pra-Islam hingga era modern, perempuan telah melewati berbagai fase perjuangan untuk mendapatkan hak-haknya dan mengukuhkan posisi mereka di masyarakat. Perubahan ini sering disebut sebagai “revolusi” karena dampaknya yang signifikan dalam merombak tatanan sosial, budaya, dan politik yang ada. Artikel ini akan mengulas bagaimana sejarah Islam telah merevolusi peran perempuan dan bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam konteks masyarakat modern saat ini.
Transformasi Peran Perempuan dalam Sejarah Islam.
Pada masa pra-Islam, perempuan di Jazirah Arab umumnya berada dalam posisi yang terpinggirkan. Mereka sering kali dianggap sebagai properti laki-laki dan tidak memiliki hak-hak dasar, seperti hak waris, hak pendidikan, atau hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Namun, kedatangan Islam membawa perubahan besar dalam paradigma ini.
Islam memberikan tempat terhormat bagi perempuan dengan menetapkan hak-hak mereka secara jelas dalam Al-Qur’an dan Hadis. Beberapa hak penting yang diberikan kepada perempuan dalam Islam antara lain hak atas pendidikan, hak atas kepemilikan harta, hak untuk memilih pasangan hidup, dan hak untuk terlibat dalam urusan sosial dan politik. Ini mencerminkan revolusi yang terjadi pada zaman itu, mengingat perempuan sebelumnya tidak memiliki akses ke hak-hak tersebut.
Contoh Perempuan Inspiratif pada Masa Awal Islam:
1. Khadijah binti Khuwailid: Sebagai istri pertama Nabi Muhammad SAW, Khadijah adalah seorang pengusaha sukses yang menunjukkan bahwa perempuan dapat memiliki dan mengelola bisnis mereka sendiri. Dia juga menjadi pendukung utama dakwah Nabi Muhammad SAW.
2. Aisyah binti Abu Bakar: Aisyah memainkan peran penting dalam pendidikan dan penyebaran ilmu agama. Dia dikenal sebagai salah satu perawi hadis terkemuka dan sering memberikan fatwa serta panduan hukum Islam.
3. Nusaibah binti Ka’ab (Ummu Ammarah): Nusaibah dikenal karena keberaniannya dalam Perang Uhud, di mana ia turut serta melindungi Nabi Muhammad SAW. Keberaniannya menjadi simbol bahwa perempuan dapat memainkan peran penting bahkan di medan perang.
Implikasi Nilai-nilai Sejarah Islam dalam Masyarakat Modern
Nilai-nilai yang diperkenalkan oleh Islam dalam hal hak dan peran perempuan telah menjadi dasar bagi banyak masyarakat Muslim untuk mengevaluasi kembali peran perempuan di era modern. Revolusi peran perempuan tidak hanya berhenti pada level tekstual dan historis, tetapi juga diterjemahkan ke dalam berbagai konteks kontemporer, mencakup bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
1.Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Kebijakan Publik:
Banyak negara Muslim dan komunitas Muslim di seluruh dunia saat ini berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan yang diajarkan Islam. Hal ini mencakup upaya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik dan pemerintahan, melindungi hak-hak perempuan dalam hukum keluarga dan kewarisan, serta memastikan akses yang adil terhadap pendidikan dan pekerjaan.
2. Peningkatan Peran Perempuan dalam Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan:
Perempuan di banyak negara Muslim kini semakin menonjol dalam posisi kepemimpinan, baik di pemerintahan, bisnis, maupun organisasi non-pemerintah. Tokoh-tokoh seperti Benazir Bhutto (Pakistan), Sheikh Hasina (Bangladesh), dan Masoumeh Ebtekar (Iran) adalah contoh pemimpin perempuan di dunia Muslim yang telah menginspirasi banyak orang.
3. Penguatan Perempuan melalui Pendidikan dan Ekonomi:
Di dunia modern, perempuan Muslim semakin berpendidikan tinggi dan aktif dalam berbagai sektor ekonomi. Kebijakan yang mendukung pendidikan perempuan dan kewirausahaan perempuan menjadi semakin penting untuk memberdayakan mereka. Lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti Universitas al-Qarawiyyin (dididirikan oleh perempuan, Fatimah al-Fihri) tetap menjadi simbol penting dari bagaimana pendidikan dapat menjadi alat transformasi bagi perempuan.
4. Gerakan Sosial dan Advokasi untuk Hak Perempuan:
Banyak gerakan sosial yang dipimpin oleh perempuan Muslim di seluruh dunia memperjuangkan hak-hak perempuan, mulai dari hak untuk bekerja, hak untuk mengakses kesehatan, hingga hak untuk bebas dari kekerasan. Aktivis seperti Malala Yousafzai yang memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan dan Nawal El Saadawi yang memerangi praktik-praktik budaya yang merugikan perempuan, menunjukkan bagaimana nilai-nilai keadilan yang dibawa Islam masih sangat relevan dalam perjuangan perempuan modern.
Kesimpulan: Melanjutkan Revolusi Peran Perempuan dalam Konteks Modern
Revolusi peran perempuan dalam sejarah Islam mengajarkan kita bahwa perubahan sosial yang signifikan selalu dimulai dari pengakuan terhadap hak-hak dasar manusia. Islam sebagai agama yang membawa misi keadilan dan kesetaraan telah memulai revolusi ini lebih dari 1400 tahun yang lalu, dan semangatnya terus hidup di era modern ini.
Penting untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan dengan berpegang pada nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan penghormatan yang diajarkan oleh Islam, sembari menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di masyarakat modern. Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis nilai, kita dapat memastikan bahwa perempuan terus memainkan peran yang penting dan merata dalam pembangunan sosial dan kemajuan peradaban (Dikutip dari berbagai sumber).
Penulis merupakan Praktisi Pendidikan Dan Dakwah dan Koordinator Pemberdayann Perempuan ISNU (Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama) Jawa Timur