Pendidikan

Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni: Jangan Seperti Pohon Pepaya, Pahit dari Pucuk Daun hingga Akar

Jember,  Portal Jawa Timur – Jangan sering berjanji. Itulah salah satu pesan Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Prof Hepni Zain saat memberikan pengarahan dalam Sidang Terbuka Senat Wisuda Sarjana ke-61 Program Magister ke-23 di Gedung Kuliah Terpadu lantai 3, Rabu (14/8/2024).

Baca Juga: Mata Air Keilmuan Mengalir dari Telaga UIN KHAS Jember

Prof Hepni berpesan kepada para wisudawan agar tidak mudah mengobral janji. Jika harus berjanji maka pertimbangkan betul apakah janji itu bisa ditepati atau tidak. Sebab, janji adalah hutang, dan karenanya wajib dipenuhi.

Baca Juga: Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni Sebut Moderasi Beragama Butuh Keteladanan Bukan Cuma Teori

Janji memang manis, tapi seketika menjadi pahit saat janji hanya tinggal janji alias alis diingkari.

“Jangan sering berjanji, apalagi seperti pohon pepaya: dari pucuk daun, batang hingga akar, pahit semua, tidak ada yang manis,” ujarnya.

Janji tak akan mengantarkan kepada kesuksesan. Jika ingin sukses maka bekalnya adalah ilmu. Tidak cukup hanya dengan ilmu, tapi dalam berusaha perlu melakukan muhasabah.

“Melakukan introspeksi, selalu berkontemplasi untuk kemudian menjadikan kelemahan-kelemahan di masa lalu sebagai kekuatan setelah dievaluasi,” tambahnya.

Setelah muhasabah, lanjut Hepni, lalu melakukan mujahadah. Yaitu gigih dan ulet di dalam memperjuangkan perubahan-perubahan  ke arah yang lebih baik.

Karena itu, wisuda selalu dinantikan oleh semua orang karena di situlah titik perubahan terjadi: dari seorang mahasiswa berubah menjadi sarjana.

“Bermujahadah, bergiat di dalam mencapai kemaslahatan, mencapai kebaikan,” ungkapnya.

Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah mu’atsabah. Yaitu kesadaran. Sadar bahwa al-insanu mahallul khoto’i wan nisyan (manusia adalah tempatnya salah dan dosa). Tidak ada gading yang tak retak. Sehingga tak perlu menuntut sesuatu yang sempurna tanpa cela.

“Hanya orang yang punya kesadaran yang kemudian akan mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat,” ungkap Prof Hepni.

Maka untuk menghasilkan kesadaran, kata Prof Hepni, diperlukan introspeksi bukan  interpretasi, pentingkan mawas diri bukan bangga diri, pentingkan toleransi bukan arogansi, pentingkan amanah bukan amarah.

“Dan sering minta maaf bukan minta perhatian,” pungkasnya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button