Pendidikan

Nahkoda Baru FTIK UIN KHAS Jember, Gus Muis: Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas

Jember,  Portal Jawa Timur – KH Abdul Muis Shanhaji. Nama ini lebih dikenal sebagai tokoh lintas agama dibanding akademisi. Pasalnya, Gus Muis, sapaan akrabnya, adalah Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jember. Dalam banyak kesempatan, ia hadir sebagai Ketua FKUB. Dan tak jarang kasus-kasus perseteruan keagamaan yang muncul, konsep penyelesaiannya melibatkan FKUB.

Gus Muis sering mengibaratkan FKUB laksana pemadam kebakaran yang harus selalu siap untuk menyemprotkan air guna memadamkan api konflik.

Baca Juga: Inilah Profil Fia, Sang Penyumbang Medali Emas UIN KHAS Jember di Ajang Porsi Jawara 1

“FKUB itu seperti pemadam kebakaran yang fungsinya memadamkan api (konflik),” ujarnya di kampus UIN KHAS Jember, Sabtu (18/11/2023).

Baca Juga: Lantik ‘Kabinet’ Baru, Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni: Yang Paling Penting Satu Barisan Satu Komando

Di luar itu, jabatan resminya  adalah dosen Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Bahkan sejak 4 hari lalu, Gus Muis dipercaya oleh Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni Zain untuk menahkodai Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), menggantikan Muqni’ah.

Bagi pengasuh Pesantren As-Syafa’ah ini,  apapun jabatan yang diembannya adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Amanah atau kepercayaan mahal harganya sehingga harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.

“Pertama saya ucapkan terima kasih kepada rektor atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya,” tambahnya.

Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas

Bentuk terima kasih tentu saja bukan hanya berupa ucapan terima kasih, namun harus dibuktikan lewat kinerja. Gus Muis mengaku telah menyiapkan 9 langkah untuk memajukan FTIK.

Pertama, membangun kebersamaan seluruh potensi yang ada di lingkungan FTIK dalam satu barisan. Bersama dan satu barisan adalah sangat menentukan dalam sukses mengelola FTIK. Bagaimanapun bagusnya potensi yang dimiliki namun jika tidak ada rajutan kebersamaan dalam arti jalan sendiri-sendiri, maka susah meraih sukses.

“Saya mengacu kepada pesan rektor bahwa kita harus satu barisan dan satu komando,” jelasnya.

Kedua, the right man on the right job. Menempatkan orang sesuai dengan keahliannya. Gus Muis mengaku yakin bahwa di FTIK banyak orang yang pintar dan cakap, namun jika posisi yang ditempati tidak selaras dengan keahliannya, tak begitu bermanfaat.

“Ketiga, memberikan pelayanan dengan sepenuh hati, keempat akreditasi program studi yang unggul, kelima adalah pengelolaan keuangan yang transparan dan berorientasi pada output,” urainya.

Sedangkan poin keenam adalah pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Ketujuh mendorong mahasiswa untuk memiliki prestasi akademik dan non akademik.

“Kedelapan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi yang memiliki keunggulan, kemandirian, profesionalitas,  dan daya saing,” jelasnya.

Poin terakhir yang menjadi komitmen Gus Muis dalam menahkodai FTIK UIN KHAS Jember adalah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas.

Sebagai pimpinan, bekerja keras adalah suatu keniscayaan. Bekerja dengan cerdas sudah semestinya karena lingkungan akademisi. Namun kerja ikhlas perlu terus didorong karena tempat ikhlas dalam hati. Tidak ada yang tahu.

“Kerja ikhlas itu melahirkan semangat. Sebab ada unsur ukhrowi-nya. Dan inilah yang mesti kita tanamkan agar kerja kita terus bersemangat dan kerja kita berkah. Kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas mesti jadi satu kesatuan,” pungkasnya (Jbr-AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button