Pendidikan

BLKK Darul Falah Wirowongso Pilih Kejuruan yang Praktis

 Jember,  Portal Jawa Timur – Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pondok Pesantren Putra-Putri Darul Falah. BLKK ini terletak di pinggiran kota Jember, tepatnya di Dusun Besuk Desa Wirowongso Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Jika start di Alun-alun Jember dengan kendaraan roda empat, hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di BLKK tersebut.

Pondok Pesantren Putra-Putri Darul Falah adalah satu dari 6  pesantren dan lembaga yang mendapat bantuan BLKK dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI tahun anggaran 2022, yang difasilitasi oleh anggota Komisi IX DPR RI, H Nur Yasin.

BLKK ini mengambil kejuruan pengolahan hasil pertanian. Menurut pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Kiai Abdul Bari AK, pemilihan kejuruan tersebut disesuaikan dengan kondisi santri dan masyarakat sekitar pesantren.

BACA JUGA :

‘Jalan Tol’ Aspirasi Masyarakat Lewat Anggota FPKB DPR RI Ini

 

Masyarakat sekitar pesantren tersebut adalah rata-rata petani, dan tentu saja mengandalkan hasil pertanian untuk menyambung hidupnya. Jalan di depan pesantren hingga sampai ke sekitar Bandara Notohadinegoro, di sisi kanan-kirinya adalah sawah dengan irigasi yang cukup bagus.

“Selain ingin memberdayakan santri dengan bekal keterampilan kelak, kami juga ingin memberdayakan masyarakat, pemuda-pemudi di sekitar pesantren,” ujar Kiai Abdul Bari AK kepada media ini di kediamannya, Jumat (17/3/2023).

Menurutnya, pesantren harus menyatu dengan masyarakat sekitarnya, tidak boleh ada jarak. Sebab, misi pesantren selain ingin memberdayakan santri juga untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

“Maka BLKK ini menjadi “penyambung’ antara pesantren dengan masyarakat sekitar. Selain alasan itu, di sini juga sudah berdiri SMK dengan kejuruan tata boga. Jadi klop sudah. Untuk itu semua, kami atas nama santri mengucapkan terima kasih kepada Pak Nur Yasin,” jelas Kiai Abdul Bari AK.

Ia menambahkan, BLKK dengan kejuruan pengolahan hasil pertanian sangat pas dan praktis untuk kondisi sosial masyarakat desa. Keterampilan membuat kue mesti dimiliki oleh santri dan masyarakat desa, karena hal tersebut kelak tak akan menjadi ‘pekerjaan’ sampingan.

Santriwati Darul Falah Wirowongso tengah praktik di BLKK

“Walaupun kelihatannya remeh tapi juga ada ilmunya agar hasilnya memuaskan, dan semua berakt” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pengelola BLKK Darul Falah, Hendriyanto mengungkapkan, jenis keterampilan yang dibuat pelatihan adalah terkait dengan pembuatan kue, misalnya cara membuat roti kering dan basah, membuat pizza, abon dari pepaya, dan sebagainya.

Hal tersebut, kata Hendriyanto, tentu sangat bermanfaat bagi peserta. Sebab roti memang laris untuk hajatan masyarakat atau sekadar cemilan sehari-hari.

“Jadi ilmu keterampilannya bisa untuk sosial, juga bisa untuk bisnis,” ungkapnya.

Sedangkan abon dari pepaya,  juga masih baru di desa. Selain enak dan renyah, modalnya juga murah. Pohon pepaya cukup banyak dan familiar di kalangan masyarakat desa, bahkan seringkali pohon pepaya tumbuh sendiri di pekarangan tanpa ditanam.

“Nah pepaya itu bisa dijadikan abon,” terangnya.

BLLK Pondok Pesantren Putra-Putri Darul Falah dengan kejuruan pengolahan hasil pertanian adalah sebuah pilihan pas dan praktis. Dari BLKK ini diharapkan muncul santri-santri yang punya pengetahuan agama yang cukup dan memiliki keterampilan praktis yang memadai. Semoga (Aryudi AR).

*) Tulisan ini adalah bagian ke-14 dari 19 tulisan tentang BLKK yang difasilitasi oleh anggota FKB DPR RI, Ir H Nur Yasin selama tahun 2020 hingga 2022.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button