Politik

Bantuan Untuk Pesantren Jember Putus Setelah Era Bupati Djalal, H Achmad Sudiyono: Insyaallah Saya Lanjutkan

Jember,  Portal Jawa Timur – Di era kepemimpinan Bupati Jember Muhammad Zainal Abidin Djalal dan wakilnya, Kusen Andalas, pondok pesantren mendapat perhatian khusus. Bukan sekadar perhatian dengan kata-kata, tapi benar-benar perhatian berupa bantuan finansial untuk lembaga keagamaan tersebut.

Baca Juga: Soal Rekom Partai, H Achmad Sudiyono: Jangan Tanya Komitmen, Itu Sudah Ada Dalam Benak Saya

“Dulu pesantren kami anggarkan Rp10 juta pertahun,” ujar H Achmad Sudiyono saat memberikan sambutan ketika mengembalikan berkas pendaftaran bakal cabup-cawabup Jember di Kantor DPC PPP Jember, Ahad (19/5/2024).

Baca Juga: Partai NasDem, PPP, dan PKS Sepakat Bentuk Koalisi Usung Cabup-Cawabup Jember

H Achmad, sapaan akrabnya, yang saat itu menjadi Kepala Dinas Pendidikan Jember mengaku diperintah Bupati MZA Djalal untuk menangani bantuan pesantren. Atas perintah tersebut,  H Achmad langsung bergerak cepat untuk memformulasikan alokasi anggaran bagi pondok pesantren.

Sebagai Kepala Dinas Pendidikan, lanjut H Achmad, dirinya merasa tertantang sekaligus terpanggil untuk melaksanakan perintah pimpinan. Sebab pesantren memang membutuhkan bantuan. Walaupun dari sisi hirarki kelembagaan, pesantren berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag), namun Pemkab Jember bisa mengucurkan dana untuk pesantren.

“Syaratnya, ‘kan pesantren harus mengajarkan beberapa materi dasar seperti matematika, bahasa Indonesia dan sebagainya. Ya bisa kita anggarkan bantuannya,” urai H Achmad.

Saat itu, jumlah pondok pesantren yang terdata mencapai 711. Pesantren-pesantren itu mendapat bantuan finansial sebesar Rp10 juta setiap tahun.

“Tapi setelah Pak Djalal selesai, bantuan untuk pesantren tidak lagi terdengar,” jelasnya.

Karena itu, H Achmad bertekad untuk mengembalikan ‘tradisi’ di zaman kepemimpinan MZA Djalal tersebut jika diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk memimpin Jember.

Insyaallah Saya lanjutkan,” ungkapnya.

Iapun berhitung bahwa seandainya setiap pondok pesantren diberi bantuan finansial Rp25 juta, APBD Jember masih mencukupi. Apalagi saat ini APBD kota-suwar-suwir ini sudah mencapai Rp4 Triliun lebih.

“Saya malah berinisiatif untuk menganggarkan bantuan pesantren Rp25 juta tiap tahun, dan itu tidak akan menggoyahkan APBD kita,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPC PPP Jember Yazid Merdeka membenarkan ‘tradisi’ tersebut terjadi di era Bupati Djalal. Tidak hanya bagi pesantren, bantuan untuk lembaga lain juga lancar. Katanya, APBD Jember cukup besar. Cuma masalahnya tergantung pada  good will sang pimpinan.

“Saya dua periode lebih jadi pengurus partai (PPP), tidak ada perlakuan pada pesantren yang sebaik saat zaman Pak Djalal yang di situ ada Pak Achmad Sudiyono,” katanya (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button