News

Ramadan Tahun Ini Insentif Guru Ngaji di Jember Belum Bisa Cair, Ini Penyebabnya

Jember,  Portal Jawa Timur – Ramadan tahun ini, insentif guru ngaji di Jember Jawa Timur belum bisa cair. Padahal seperti biasanya insentif guru ngaji cair pertengahan atau akhir bulan Ramadan, tapi kali ini tidak. Penyebabnya, verifikasi guru ngaji hingga saat ini belum selesai.

“Oleh karena itu, saya dan teman-teman di Kesra, mohon maaf kepada seluruh guru ngaji, Ramadan ini insentif belum bisa cair karena verifikasinya untuk tahun 2024 belum selesai,” ujar Kabag. Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Pemkab Jember, Achmad Musoddaq di Jember, Senin (8/4/2024).

Baca Juga : Insentif Guru Ngaji Cair, Bupati Jember: Saya Maunya Guru Ngaji Tiap Tahun Dapat Terus

Ia menambahkan, sesungguhnya verifikasi guru ngaji sudah dilakukan sejak awal tahun 2024, namun memang tidak mudah untuk merampungkannya lantaran jumlah guru ngaji yang harus diverifikasi cukup banyak. Katanya, petugas di lapangan sudah bekerja maksimal, dan terus berpacu dengan waktu namun belum bisa tuntas. Kendati demikian, Ustadz Musoddaq memastikan bahwa insentif guru ngaji  tetap cair begitu verifikasi sudah selesai.

Baca Juga : Kabag Kesra Jember: Kami Hanya Berhati-hati, Tiada Niat Menghambat Insentif Guru Ngaji

“Ini ‘kan program Pemkab dan sudah masuk Perda APBD tahun 2024, jadi tidak mungkin tidak cair,” jelasnya.

Ustadz Musoddaq mengakui bahwa rotasi bulan Hijriyah yang lebih cepat dari pada bulan Masehi membuat bulan Ramadan terus mengejar bulan-bulan Masehi. Kalau dulu, bulan Ramadan terjadi di bulan Juni, sehingga Kesra punya waktu banyak untuk menyelesaikan administrasi guru ngaji.

“Tapi sekarang, Ramadan terjadi di agak awal bulan Maret, sehingga kami tidak punya waktu banyak untuk melakukan verifikasi,” ucapnya.

Ia menyatakan bersyukur karena insentif guru ngaji tahun 2022 dan tahun 2023, sudah tuntas. Tidak ada masalah. Untuk menghindari terjadinya pelanggaran hukum, Ustadz Musoddaq mengakui bahwa pencairan insentif guru ngaji wajib sesuai dengan arahan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Kami sesuaikan dengan arahan BPK. Kasihan guru ngaji, sebagai pejuang Al-Qur’an jika pencarian insentifnya telat karena ada masalah hukum, dan sebagainya,” pungkas Ustadz Musoddaq (Jbr-1/AR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button