Pendidikan

Membanggakan, Dua Dosen UIN KHAS Jember Sabet Best Paper Award di Ajang Internasional

Paper Dr. Shoni dan Dr. Erma Terbaik di ajang ICIU 2023 Brunai Darussalam

 Jember,  Portal Jawa Timur – Dr. Shoni Rahamtullah Amrozi dan Dr. Erma Fatmawati. Dua dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember ini layak berbangga dan dibanggakan. Pasalnya, Erma dan Shoni menyabet predikat Best Paper Award di pagelaran International Conference of Islamic Universities (ICIU) 2023 di Brunei Darussalam, Selasa (27/6/2023).

Best Paper Award  keduanya raih usai mempresentasikan hasil penelitiannya tentang Model Integration Of Islamic Boarding Schools And Universities (Student Typology And Curriculum Study Of Student Boarding Schools) di ajang tersebut.

Baca Juga: Kampus 2 UIN KHAS Jember Tak Usik Para ‘Pesanggem’ di Lahan KHDTK

 Penghargaan Best Paper Award merupakan peringkat tertinggi pada kompetisi paper se Asia yang digelar Asian Islamic Universities Association di Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam.

Baca Juga: Warek UIN KHAS Jember Sebut Tanggal 1 Juni Momentum Revitalisasi Semangat Amalkan Nilai-nilai Pancasila

Dari 12 tema yang ditetapkan penyelenggara, masing-masing diikuti hampir ratusan peserta. Usai diseleksi oleh tim reviewer, Shoni dan Erma ditetapkan sebagai peneliti terbaik, mengungguli delegasi perguruan tinggi asal Indonesia dan Negara lain di Asia seperti, Malaysia, Thailand, Kamboja, Qatar, Brunei, dan Australia.

Paper Model Integration Of Islamic Boarding Schools And Universities (Student Typology And Curriculum Study Of Student Boarding Schools), kini disebut akan diterbitkan di Scopus, tempat database Jurnal bereputasi Internasional.

Menurut Shoni,  paper yang dipresentasikannya banyak membahas perihal komparasi antara khazanah tipologi pesantren tradisional, dengan pesantren mahasiswa pada aspek penerapan kurikulum.

Berbekal metode penelitian Library Reserch yang digunakan, Shoni menemukan perbedaan pada model kurikulum pembelajaran yang diterapkan keduanya. Kurikulum pesantren tradisional cenderung berpijak kepada sang kiai sebagai subjek, dan biasanya santri tidak memiliki wewenang untuk menolak.

Sementara Pesantren Mahasiswa kentara dipengaruhi oleh transformasi kurikulum. Akibatnya, santri tidak lagi sebagai objek, alih-alih berdiskusi, bahkan rihlah ilmiah dengan Kiai berlangsung sedemikian mudahnya.

“Tipologi Pesantren Mahasiswa banyak dipengaruhi oleh penyesuaian kurikulum yang berkembang saat ini,” jelas Dr. Shoni.

Walaupun demikian, menurut Dr. Shoni, pesantren tradisional dan Pesantren Mahasiswa terdapat satu titik temu yang layak dielaborasi menjadi kurikulum baru. ia lalu merujuk pada satu kaidah: Al Muhafadzatu ‘ala Al Qadim Al Shalih Wa Al Akhdzu bi Al Jadid Al Aslah (memelihara tradisi lama yang baik, dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik).

“Semoga penghargaan ini bisa menginspirasi para peneliti lain agar terus berkarya dan berkhidmat,” ujar Shoni di Jember , Jumat (30/6/2023).

Dihubungi terpisah, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Babun Suharto berkomentar, bangga dan berterima kasih atas prestasi tersebut. Menurutnya, setiap dosen tidak boleh gentar, dan harus percaya diri untuk berkompetisi di level internasional demi kemajuan kampus UIN KHAS Jember.

Alhamdulillah, semoga ke depan semakin bertambah dosen berprestasi di tingkat internasional,”  pangkas Prof Babun (Jbr-1/Aryudi AR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button