Kampus 2 UIN KHAS Jember Tak Usik Para ‘Pesanggem’ di Lahan KHDTK
Lumajng, Portal Jawa Timur – Kehadiran Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember di lahan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) di Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro Lumajang Jawa Timur, tidak akan mengusik para pesanggem yang telah memanfaatkan lahan tersebut. Pesanggem adalah petani penggarap hutan. Mereka bahkan akan dibina agar bisa memanfaatkan lahan dengan baik tanpa harus merusak hutan.
“Jadi kami berkomitmen untuk menjadikan mereka (pesanggem) sebagai mitra dalam membangun kampus 2 UIN KHAS Jember di lahan itu,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kelembagaan UIN KHAS Jember, Moh Nor Afandi kepada sejumlah wartawan di sela-sela mengunjungi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, Ahad (7/5/2023).
Seperti diketahui, UIN KHAS mendapat ‘hibah’ lahan seluas 100 hektare dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro. Di sebagian lahan itulah UIN KHAS Jember berencana mambangun kampus 2 dengan mendirikan fakultas kehutanan dan pertanian.
Namun sebagian lahan tersebut sudah digarap oleh para pesanggem sejak puluhan tahun yang lalu. Mereka rata-rata warga sekitar, yang menggarap lahan itu dengan menanami sayur, rumput gajah, pisang dan sebagainya.
BACA JUGA: Dekat dengan Buper Glagah Arum, Kampus 2 UIN KHAS Jember di Lumajang Potensial Jadi Eduwisata
Menurut Afandi, tidak ada alasan bagi UIN KHAS Jember untuk tidak mengakomodasi pesanggem dalam membangun kampus 2 di Desa Kandang Tepus. Begitu juga, para pesangem tidak perlu merasa khawatir akan kehilangan lahan yang telah digarapnya.
“Prinsipnya kami saling bekerja sama dengan pesanggem,” lanjutnya.
Sambutan positif datang dari warga sekitar yang menjadi pesanggem. Salah satunya adalah Ahmad Kholil. Menurutnya, kehadiran UIN KHAS Jember di lahan tersebut tidak masalah asalkan dirinya dan pesanggem lain tetap diberi untuk memanfaatkan lahan.
“Sama sekali tidak masalah. Yang penting kami tetap diberi kesempatan untuk menggarap lahan yang memang telah kami garap,” ungkapnya.
Kholil mengakui selama ini kerja sama dengan Perum Perhutani selaku pemilik lahan, berjalan cukup lancar. Pesanggem dikenakan biaya cukup murah, namun hasil pemanfaatan lahannya cukup membantu biaya hidupnya.
“Saya sudah lebih 20 tahun menjadi pesanggem, dan ke depan saya juga berharap masih bisa menggarap lahan itu,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Suparto. Lelaki paruh baya ini menanam sayur (kubis) di lahan garapannya. Katanya, seandainya UIN KHAS Jember mendirikan kampus 2 di area tersebut, ia berharap agar dirinya tetap bisa menggarap lahan di situ, dan hak-hak pesanggem diperhatikan.
“Intinya jika UIN KHAS Jember mau bangun kampus di sini, tidak masalah,” pungkasnya (Aryudi AR).