Event Piala Bupati Jember 2024 Banyak Masalah, KONI Tak Sesuai Komitmen: Prestasi Cabor Tak Jadi Rujukan KONI
Jember, Portal Jawa Timur – Kejuaraan multi-event Piala Bupati Jember 2024 yang digelar Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Jember, ternyata sejak awal memunculkan banyak masalah. Di antaranya soal pelaksanaan event yang harus menggunakan jasa event organizer (EO). Sejak awal, banyak Ketua Cabang Olahraga (Cabor) menentang peng-EO-an event tersebut.
Baca Juga: Mega, Peraih Medali SEA Games 2023, Atlet Jember yang Tak Pernah Lepas Jilbab
Selain itu, event Piala Bupati Jember 2024 juga . Buktinya, dari 32 cabor di bawah naungan KONI Jember, yang melaksanakan event Piala Bupati Jember 2024 hanya bisa dihitung dengan jari. Padahal ini sudah memasuki paruh tahun.
Baca Juga: Ana, Peraih Medali Emas Bulutangkis SEA Games 2023 Ternyata Alumnus MA Al-Badri Kalisat Jember
Lalu, tiba-tiba Dispora memutuskan penundaan pelaksanaan event Piala Bupati Jember 2024, padahal persiapan cabor-cabor sudah mencapai 80 persen. Akhirnya banyak ketua cabor merajuk, resah.
Belum lagi soal alokasi anggaran yang cukup fantastis untuk setiap kegiatan cabor.
Di luar itu, tenyata tidak semua cabor mengamini event Piala Bupati Jember 2024. Salah satunya adalah Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Jember.
Perkemi Butuh Perlengkapan Atlet
Menurut Ketua Perkemi Jember, Rendra Wirawan, kebutuhan atlet-atlet kempo Jember saat ini bukan kejuaraan tapi butuh peralatan untuk mendukung latihan atlet. Misalnya matras yang sudah tipis, sansak, protektor untuk kebutuhan latih tanding.
“Jadi kebutuhan setiap cabor tidak bisa disamaratakan, misalnya butuh kejuaraan, dan sebagainya. Kalau kempo jelas butuh perlengkapan,” ucap Rendra di Jember, Jumat (12/7/2024).
Karena alokasi anggarannya adalah untuk kejuaraan, Rendra mengaku tak tertarik untuk mengajukan proposal kegiatan. Tapi kalau cabor lain mugkin cocok dengan format kejuaraan multi-event, tidak masalah.
“Tapi saya tidak tertarik, dan saya tidak mengajukan proposal karena kebutuhan kami perlengkapan, bukan kejuaraan,” ulasnya.
Rendra juga menilai KONI juga tidak konsisten dengan komitmennya di awal. Katanya, skala prioritas pembinaan seharusnya menggunakan capaian prestasi sebagai barometernya. Tapi nyatanya tidak begitu. KONI justru menggrojok dana untuk cabor yang nihil prestasi.
“Tapi kempo dalam setiap Porprov selalu menyumbang medali, selalu masuk 10 besar peraih medali,” ucapnya.
Masalahnya, Dispora dan KONI menyamaratakan anggaran untuk multi-event Piala Bupati Jember 2024 antara Rp100.000.000 hingga Rp200.000.000. Adilkah?
“Yang dikatakan adil bukan sama rata sama rasa, tapi adil adalah sesuai dengan capaian prestasi cabor,” pungkasnya (Jbr-1/AAR).