News

Buka Dialog Kebangsaan, Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni Sebut Anak Muda Banyak Mewarnai Pentas Dunia

Jember,  Portal Jawa Timur – Tak bisa dipungkiri bahwa pemuda mempunyai potensi yang cukup signifikan dalam merajut masa depan bangsa. Bahkan pemuda sangat menentukan hidup matinya sebuah bangsa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Prof Hepni Zain saat memberikan sambutan dalam Dialog Kebangsaan di Gedung Kuliah Terpadu kompleks UIN KHAS, Minggu (3/12/2023).

Baca Juga: Lagi, UIN KHAS Jember Cetak Guru Besar: Prof. Nur Solikin

Menurutnya, kisah sukses pemuda dengan prestasinya yang gemilang sudah banyak mewarnai negeri ini bahkan dunia. Di zaman Rasulullah, cukup banyak anak-anak muda yang mengukir sejarah, misalnya di usia  20 tahun mereka sudah menjadi sultan, usia 24 tahun sudah jadi panglima perang, dan sebagainya.

Baca Juga: Lantik ‘Kabinet’ Baru, Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni: Yang Paling Penting Satu Barisan Satu Komando

“Usia-usia muda sangat strategis untuk mengelola tanggungjawab besar,” tambahnya.

Capaian-capaian lain di bidang keilmuan juga banyak mengiringi mereka yang masih berusia muda. Prof Hepni merujuk pada negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapore, Thailand, dan Malaysia. Di negara  tersebut, banyak pemuda berusia 30 tahun sudah menyandang gelar profesor, paling tidak  kandidat guru besar.

“Nah ini juga kita harapkan terjadi di kampus kita. Sebab kalau gelar profesor dicapai di usia 50 tahun, sudah balapan dengan penyakitnya. Maka ia tidak akan produktif. Padahal tugas guru besar beda dengan guru kecil. Profesor harus setiap saat melakukan temuan-temuan baru, konsep-konsep baru. Ini bisa dilakukan ketika usia kita masih muda,” urainya.

Kehebatan potensi pemuda juga tergambar dalam Sumpah Pemuda yang lahir di Kongres Pemuda II bulan Oktober tahun 1928. Kata Prof Hepni, Sumpah Pemuda adalah sebuah tekad anak-anak muda untuk satu barisan guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Yang harus bersumpah itu pemuda, yang harus berkomitmen untuk memperbaiki bangsa itu pemuda. Kalau orang tua tidak perlu bersumpah, cukup memberi teladan yang baik,” ungkapnya.

Karena itu, tugas orang tua adalah men-support dan mengantar anak-anak menuju kesalehan  guna mengambil peran di pentas nasional bahkan internasional.

Dialog Kebangsaan yang mengusung tema  Anak Muda, Kesalehan, dan Nasionalisme tersebut menghadirkan narasumber Achmad Gufron Siradj, Ahmad Taufiq, dan Khusna Amal (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button