PT Imasco dan Rembesan Angin Surganya
Jember, Portal Jawa Timur – PT Semen Imasco Asiatic. Pabrik semen yang berlokasi di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember ini, dulu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, termasuk warga Desa Grenden, desa tetangga Puger Wetan. Namun alih-alih sejahtera, warga Desa Grenden justru kecipratan dampaknya, berupa abu layaknya erupsi gunung, jalan berlubang, dan lalu lalang kendaraan ‘monster’ milik rekanan pabrik tersebut.
“Betul pabrik terletak di Desa Puger Wetan tapi truk-truk berukuran besar tiap beberapa menit lewat di jalan desa Grenden,” ujar Kepala Desa Grenden, Suyono saat hearing dengan pimpinan DPRD Jember di ruang rapat gedung tersebut, Senin (20/2/2023).
BACA JUGA :
Warga Grenden Puger Tuntut PT Imasco Bertanggungjawab Atas Dampak ‘Monster’ Perusak Jalan
PT Semen Imasco Asiatic adalah perusahaan semen berskala besar yang sepenuhnya dimiliki oleh Hongshi Holding Group (China). Pabrik semen bermerk singa merah itu mendapat konsesi lahan pengelolaan gunug kapur di Grenden dengan luas puluhan hektare. Mulai beroperasi sejak Mei 2020, dan memproduksi 3 juta ton semen setiap tahun.
Melihat besarnya kapasitas pabrik tentu sebagian besar warga Desa Grenden berharap banyak pada pabrik tersebut untuk menjadi sumber penghidupan karena multiplier effect yang ditimbulkannya. Namun harapan itu tak pernah terwujud. Yang ada hanya rembesan angin surga belaka. Kontribusi untuk kas Desa Grenden bahkan masih nol.
“Sejak berdiri, gak ada kontribusi (PT Imasco) ke desa (Grenden). Manajemen PT Imasco itu ketat. Kalau PT Imasco punya atau pernah berkontribusi ke desa, pasti ada catatannya,” tambah Suyono.
Menurut Suyono, gunung kapur Puger adalah sumber kekayaan alam karunia Allah, yang tentu harus bermanfaat dan berdaya guna bagi warga sekitar. Tapi kenyataanya, PT Imasco yang mendapat konsesi pengelolaan lahan kapur cukup puas, ternyata nihil mnafaat untuk waga warga Grenden. Yang ada malah dampaknya.
Ia mengaku telah berulang kali meminta kontribusi pabrik tersebut untuk Desa Grenden tapi nyatanya sampai hari ini tak pernah terealisasi. Kontribusi tersebut bisa diserahkan langsung kepada warga.
“Saya sampai bilang ‘tolonglah diperhatikan warga kami, serahkan sendiri kontribusinya, jangan lewat desa’,” jelas Suyono.
Hal senada juga disampaikan warga Grenden, Zainul Arifin. Hingga hari ini PT Semen Imasco Asiatic malah menimbulkan banyak kerugian bagi warga. Katanya, dulu pabrik tersebut pernah meledakkan gunung kapur, dan menimbulkan getaran yang sangat dahsyat hingga banyak dinding tembok rumah yang retak, di samping banyak juga langit-langit rumah yang ambrol.
“Sampai sekarang itu belum ada kompensasi, ini malah ditambah dengan lalu lalangnya truk-truk besar yang juga mengakibatkan banyak rumah warga retak temboknya, selain itu juga menimbulkan korban tunggal karena jalan berlubang,” ucap Zainul.
Di tempat yang sama, Humas PT Semen Imasco Asiatic, Fendi membantah jika pihaknya tidak memberikan kontribusi.
“Sudah, (kontribusi) sudah kami berikan kepada warga,” jelasnya singkat.
DPRD Jember Desak Pemprov Jatim Segera Realisasikan Pembangunan Pelabuhan
Hearing tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Jember, Ahmad Halim dan Dedy Dwi Setyawan. Ketua Komisi C, Budi Wicaksono dan beberapa anggota DPRD Jember juga ikut mendapingi.
Kesimpulan dari hearing itu adalah pimpinan DPRD Jember akan memfasilitasi atau mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar jalan desa Grenden yang biasa truk-truk besar milik rekanan pabrik ditingkatkan kelasnya hingga layak dan kuat dilalui truk besar. Sebab, jalan tersebut memang dikelola oleh Provinsi Jawa Timur. Katanya, untuk diperbaiki secepatnya tidak mungkin karena anggaran yang ada hanya anggaran rutin untuk perbaikan kerusakan kecil.
“Seperti kata UPT Bina Marga Jawa Timur tadi bahwa anggarannya hanya untuk tambal sulam,” kata Ahmad Halim.
Selain peningkatan kelas jalan, Halim juga mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar segera merealisasikan pembangunan pelabuhan di sekitar Puger.
“Jadi nanti, material-material campuran semen, bisa lewat laut. Tidak lagi lewat jalan di Grenden. Insyaallah kami tanggal 23 besok (Februari) akan berangkat ke Surabaya untuk mengusulkan,” pungkas Halim (Aryudi AR).