Opini

Majelis Fatayat Muwashollah Jember Gelar Kajian Spesial Agustus dengan Membedah Dua Buku

Majelis Fatayat Muwashollah Jember tak pernah lelah menggelar kegiatan, mendorong kesadaran umat agar lebih bermanfaat dan berdaya guna. Salah satu kegiatannya adalah kajian spesial Agustus dengan agenda utama membedah dua buku: Kiat Berpindah Alam: Mengupas Persiapan Spiritual Menuju Kehidupan Akhirat, dan Perempuan dalam Sejarah Islam: Kontribusi dan Perannya Sebagai Madrasah Pertama Bagi Anak-anaknya

Berikut ini resume dua kegiatan tersebut yang ditulis oleh Aisyah Ajhury Al Hasani

Bedah Buku Kiat Berpindah Alam: Mengupas Persiapan Spiritual Menuju Kehidupan Akhirat

Dalam semangat kemerdekaan Indonesia yang ke-79, Majelis Fatayat Jember yang dibina oleh Ibu Nyai Hj. Masruroh, istri dari pengasuh Pondok Pesantren Al Inaroh Jenggawah, KH. Syarif Thayyib, menggelar dua kajian istimewa. Acara ini bertujuan untuk memperkuat wawasan dan pemahaman para jamaah tentang kontribusi perempuan dalam Islam dan menghadirkan diskusi yang mendalam mengenai kehidupan setelah kematian.

Kajian pertama yang diselenggarakan pada tanggal 24 Agustus 2024 di Hotel Bintang Mulia Jember mengangkat tema Bedah Buku  Kiat Berpindah Alam: Mengupas Persiapan Spiritual Menuju Kehidupan Akhirat  karya Ummu Muhammad bin Mundzir Al Musawa.

Buku ini menjadi sorotan karena pembahasannya yang mendalam mengenai berbagai amalan dan persiapan spiritual yang harus dilakukan oleh seorang Muslim untuk menghadapi perjalanan menuju kehidupan setelah kematian.

Ummu Muhammad bin Mundzir Al Musawa dengan gaya bahasanya yang lugas dan penuh hikmah mengajak pembaca untuk merenungkan hakikat hidup dan pentingnya mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk berpindah alam.

Dalam sesi bedah buku ini, para peserta diajak memahami berbagai konsep yang diuraikan dalam buku, mulai dari tahapan-tahapan kehidupan setelah kematian, seperti alam barzakh, padang mahsyar, hingga kehidupan di surga atau neraka. Buku ini juga memberikan panduan tentang amalan-amalan yang harus diperbanyak, tata cara merawat jenazah serta bagaimana memperbaiki hubungan dengan sesama dan dengan Allah SWT sebagai bekal utama untuk menuju kehidupan yang abadi.

Ibu Nyai Hj. Masruroh Ahmad sebagai pembina majelis juga menambahkan wawasan mengenai pentingnya introspeksi diri dan meningkatkan amalan dalam keseharian, seraya mengingatkan bahwa kematian adalah suatu kepastian yang harus dihadapi dengan kesiapan spiritual yang matang. Diskusi yang interaktif dalam kajian ini membuat para jamaah semakin memahami urgensi persiapan tersebut.

Bedah Buku Perempuan dalam Sejarah Islam: Kontribusi dan Perannya Sebagai Madrasah Pertama Bagi Anak-anaknya

Selain kajian mengenai persiapan menuju alam akhirat, Majelis Fatayat Muwashollah juga menyelenggarakan kajian kedua dengan tema Perempuan dalam Sejarah Islam: Kontribusi dan Perannya Sebagai Madrasah Pertama Bagi Anak-anaknya oleh Ummu Ali binti Al Habib Umar bin Hafidz Al Habsyi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus di PP Al Inarah Jember.

Kajian ini juga membahas tentang bagaimana perempuan telah memainkan peran penting dalam sejarah Islam, dari masa Rasulullah SAW hingga era modern, serta dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan keagamaan.

Melalui rangkaian kajian ini, Majelis Fatayat Muwashollah Jember tidak hanya berfokus pada peningkatan spiritualitas, tetapi juga mengangkat isu-isu penting terkait peran perempuan dalam membangun peradaban Islam. Diharapkan, acara ini menjadi wadah yang inspiratif bagi para peserta untuk terus berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat, sekaligus menyiapkan diri sebaik mungkin untuk kehidupan yang lebih abadi.

Dalam kajian ini, Majelis Fatayat Muwashollah Jember juga mengundang sejumlah tokoh wanita berpengaruh di kota Jember, termasuk para daiyah dan ibu nyai yang tergabung dalam komunitas Bunyai Nusantara Jember.

Komunitas ini dikenal aktif dalam menyebarkan dakwah Islam yang mencerahkan dan membangun, dengan kiprah yang dipelopori oleh Bunyai Hj. Najma Fairus. Kehadiran mereka menambah semarak acara, sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan tukar pengalaman di antara para tokoh perempuan.

Bunyai Hj. Najma Fairus sebagai penggerak utama komunitas Bunyai Nusantara juga turut hadir dan memberikan kontribusi pemikirannya yang inspiratif mengenai pentingnya memperkuat kolaborasi di antara para ibu nyai, daiyah, dan aktivis perempuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan kondusif bagi perkembangan dakwah Islam, terutama di kalangan perempuan.

Beliau menekankan bahwa sinergi yang kuat di antara para bunyai dan daiyah ini merupakan kunci dalam menghadirkan dakwah yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga mampu membangkitkan kesadaran umat dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam kesempatan ini, para peserta, termasuk anggota Bunyai Nusantara, aktif berpartisipasi dalam diskusi yang berlangsung hangat dan penuh semangat. Mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai isu kontemporer yang dihadapi umat Islam, serta bagaimana peran perempuan dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan pendekatan yang bijaksana dan penuh hikmah.

Melalui kolaborasi dengan berbagai tokoh wanita dari komunitas-komunitas ini, Majelis Fatayat Muwashollah Jember berharap dapat terus memperkuat jalinan ukhuwah dan kerja sama antar sesama perempuan muslimah. Ini menjadi bagian dari upaya besar untuk membangun generasi yang lebih kuat, cerdas, dan berakhlak mulia, sejalan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin (*).

Aisyah Ajhury Al Hasani adalah praktisi pendidikan dan dakwah dan merupakan Koordinator Pemberdayaan Perempuan Ikatan Sarjana Nahdhatul Ulama’ (ISNU) Jawa Timur

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button