Tokoh

Alfian Andri Wijaya Legislator Gerindra Jember, ‘Tersesat’ di Jalan yang Benar

Masih muda, murah senyum, dan  santun dalam berbicara. Dialah Alfian Andri Wijaya. Jika menelisik cita-cita hidupnya, ternyata Alfian,  sapaan akrabnya, ‘tersesat’ di jalan yang benar.

Sejak remaja Alfian mengaku bercita-cita ingin menjadi hakim. Karena itu, selepas SMAN 2 Jember ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Jember. Ia membayangkan betapa hebatnya orang menjadi hakim. Segala keputusan perkara ada di tangannya.

Baca Juga: Temui Pengunjuk Rasa, Ketua Bapemperda DPRD Jember: Draf Revisi RTRW Masih di Meja Gubernur Jatim

“Setelah lulus SMA, Saya langsung kuliah di Fakultas Hukum karena memang ingin jadi hakim,” ujarnya di Jember, Rabu (26/6/2024).

Bukan tanpa alasan bercita-cita ingin jadi hakim. Alasannya sangat idealis: ingin menegakkan keadilan.

Baca Juga: Bupati Jember Tolak Rekomendasi DPRD untuk Copot 4 Kepala OPD

Menurut pria kelahiran Jember 1 Juni 1990 ini, hakim adalah benteng terakhir dalam menegakkan keadilan. Biar bumi runtuh, tapi hakim tetap jujur, maka kiamat tak akan terjadi. Bolehlah aparat penegak hukum lain seperti polisi dan jaksa tidak betul dalam menangani sebuah perkara, tapi palu tetap berada di tangan hakim.

“Artinya di tangan hakimlah semua ditentukan. Kalau hakimnya jujur, keadilan bisa ditegakkan,” tambahnya.

Kekokohan Alfian dalam memegang cita-citanya, akhirnya goyah. Ia berubah haluan, tergoda untuk terjun ke dunia politik ketika berkenalan dengan partai baru: Gerindra.

Termuda Dua Periode, Terbanyak Raih Suara Pileg 2024

Dan Alfian pun memutuskan menjadi caleg lewat  Partai Geridra pada pileg tahun 2014. Usahanya tak sia-sia, ia lolos menjadi anggota DPRD Jember. Bahkan saat itu ia menjadi legislator termuda di Kabupaten Jember.

Pileg tahun 2019, Alfian kembali mengadu untung di ajang pileg lewat partai yang sama. Dan ia benar-benar untung karena terpilih lagi sebagai anggota DPRD Jember untuk kedua kalinya.

“Selama dua periode, dan sampai detik ini saya masih menjadi anggota Dewan termuda di Jember,” ungkap Alfian.

Pada pileg 2024, lagi-lagi Alfian lolos. Bahkan jumlah suara yang diraup arek Kaliwates ini menempati urutan teratas di antara  50 caleg terpilih, yaitu 24.592 suara.

“Untuk periode ketiga ini, saya bukan yang termuda lagi. Tapi suara saya terbanyak tidak hanya untuk level Jember tapi level Jawa Timur di tingkat kabupaten/kota. Soal ini, saya sudah pernah dikonfirmasi wartawan di Surabaya,” urainya.

Namun yang membanggakan bagi Alfian bukan soal jumlah pemilihnya yang cukup bejibun, tapi soal perannya yang bisa memberikan manfaat pada orang lain selama menjadi legislator. Ternyata menjadi legislator juga mulia dan punya banyak peluang untuk membantu masyarakat.

“Kenapa, karena bisa ngurusi hajat hidup orang banyak. Menjadi pribadi yang khoirunnas anfa’uhum linnas salah satu instrumennya adalah kursi Dewan,” pungkasnya.

Jalan lurus untuk menuju cita-citanya sebagai hakim telah ia rintis sejak awal. Namun di tengah perjalanan, Alfian ‘tersesat’.  Usahanya mengejar posisi hakim, malah sampai di gedung DPRD Jember, menjadi anggota legislatif. Alfian tersesat di jalan yang benar. Menjadi hakim atau legislator, sebenarnya sama-sama mulia: bermanfaat bagi umat (Jbr-1/AAR).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button